Mohon tunggu...
Anistia Nurhakim Suwardi
Anistia Nurhakim Suwardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hidup adalah perjalanan mengumpulkan bekal amal menuju akhirat. Bergabung kompasiana 26 Maret 2021

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tips Mempertahankan Rumah Tangga

2 Juni 2021   21:32 Diperbarui: 3 Juni 2021   11:00 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Married Life | Sumber: Image Canva

Untuk mempertahankan rumah tangga, kembali lagi ke point 1, Niat di awal pernikahan untuk apa?

Jika materi semata yang dicari, pasti ketika terjadi keterpurukan maka seorang istri akan stress dan bisa langsung meninggalkan suaminya, maka jika ingin mempertahankan rumah tangga, kita harus menerima segala kondisi pasangan, karena bisa jadi dengan bertahan, berusaha dan berdoa penuh sabar dan berjuang bersama bisa jadi Allah mudahkan rezeki nya dan lebih barokah lagi yang berujung indah. Segala yang menimpa diri bisa jadi ujian untuk kita, kita belum bisa disebut sabar jika kita belum diuji kesabaran, betul kan? 

Ketika emosi, acapkali manusia berkata"Sabar itu ada batasnya", padahal agama mengajarkan sebesar apapun ujian dan kondisinya maka kuncinya sabar. Ya memang begitu kunci kehidupan. Bahkan ketika kita mengambil suatu tindakan, itupun ada konsekuensinya yang akan berbalik pada kita.

Kondisi pasangan, misalkan suami kehilangan pekerjaan apalagi saat pandemi. Memangnya siapa yang mau itu terjadi? Justru disinilah fungsi kehadiran pasangan untuk selalu berusaha mendukung, saling menyayangi satu sama lain. Kalau bukan pasangan yang mendukung siapa lagi?. Ketika berumah tangga kita akan berjuang bersama itu dengan pasangan. Sudah bukan tanggung jawab orangtua lagi. Kita harus mandiri bersama pasangan. Yuk saling mendukung, tumbuh, berkembang dan bangkit bersama penuh cinta. Indah bukan mendengarnya?

3. Menurunkan Egoisme & Belajar Love Language

Egois itu salah satu sifat dasar manusia, egois bisa juga hal positif menyangkut diri sendiri untuk bisa lebih mencintai diri sendiri juga tentunya. Kita perlu memperhatikan diri sendiri. Manusia butuh egoisme untuk bertahan hidup, mempertahankan hak dirinya, wilayahnya. Tapi egoisme tidak boleh berlebihan, cukup sebatas pemenuhan kebutuhan sendiri tanpa mengganggu hak orang lain.

Bila sifat egois ini keluar berlebihan dihadapan pasangan atau orang lain maka inilah yang akan menjadi pemicu retaknya hubungan antar pasangan. Menurunkan sifat egois ini sangat penting, tidak hanya untuk suami tetapi istri juga, kedua belah pihak harus bisa saling menjaga tingkah laku, jangan sampai egoisme ini berujung dengan pertengkaran dan saling menyakiti. Perlu dan penting sekali belajar berkomunikasi untuk saling mengerti satu sama lain, karena wanita selalu mengedepankan perasaannya sedangkan pria mengedepankan logikanya. Maka kita harus pandai memposisikan diri.

Bertukar argumen itu baik, berdiskusi juga baik bila tidak dengan emosi yang bergejolak, berdiskusi dan beda pendapat itu wajar, supaya kita bisa tahu ternyata ada sudut pandang lain. Karena setiap manusia punya bahasa cinta (love language) tersendiri. Begitupun Bahasa cinta antar pasangan bisa berbeda. Sudah banyak pakar psikolog yang membahas terkait bahasa cinta. Yuk coba kita pelajari lebih dalam bahasa cinta pasangan kita, supaya mengungkapkan rasa cinta jadi lebih tepat sasaran.

4. Mencoba dan belajar mengikuti kesukaan pasangan

Hmmm dalam rumah tangga perbedaan kesukaan saja terkadang bisa jadi kerikil rumah tangga, ya memang orang tidak akan kepleset oleh batu besar, tapi orang akan terpleset oleh kerikil kecil. 

Nah itulah hal sepele yang bisa membuat rumah tangga retak, misal berbeda makanan kesukaan, sehingga seorang istri harus menghargai perbedaan tersebut, walau sang istri tidak suka karena baunya atau rasanya tapi suami sangat menyukainya, alangkah lebih baik belajar untuk menghidangkan makanan kesukaan suami.

Tips nya bisa bikin beberapa menu makanan, atau jika tak mau masak sendiri bisa membelikan makanan kesukaan suami. Tidak perlu memaksakan diri untuk memakannya bila tidak suka. kamu bisa memakan menu lainnya. Namun suami akan senang karena bisa menyantap hidangan kesukaannya bersama istri tercinta.

Begitupun sebaliknya, jadi jangan sampai hanya karena tidak suka sama satu makanan membuat aturan tidak boleh ada makanan tersebut, padahal pasangan kita sangat menyukainya :). Ini baru contoh soal makanan, bisa saja yang terjadi dalam rumah tanggamu berbeda kasusnya. Setiap rumah tangga punya trik khusus yang berbeda-beda dalam penerapannya. Kalian bisa sesuaikan dengan karakter pasangan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun