Mohon tunggu...
Anistia Nurhakim Suwardi
Anistia Nurhakim Suwardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hidup adalah perjalanan mengumpulkan bekal amal menuju akhirat. Bergabung kompasiana 26 Maret 2021

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Borobudur, Lebih dari 200 Relief Ternyata Menampilkan Lebih dari 60 Jenis Alat Musik

11 Mei 2021   21:49 Diperbarui: 11 Mei 2021   22:02 3308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gendang dalam berbagai bentuk | sumber: Bumi borobudur

Borobudur menyimpan segudang misteri dan rahasia yang masih bisa diteliti dan dipelajari sebagai budaya yang diwariskan kepada generasi saat ini.

Dilansir dari soundofborobudur.org, ada sekelompok musisi yang awalnya mencoba membuat riset dan kemudian berupaya mewujudkan relief-relief alat musik itu menjadi bentuk konkrit. Seperangkat dawai dan alat gerabah yang sudah punah telah di rekacipta, instrumen musik abad 8 itu dipertemukan dengan berbagai alat yang dikumpulkan dari 34 propinsi di Indonesia. Mereka membuat komposisi, aransemen, dan berkumpul untuk membunyikan relief itu dalam interpretasi kekinian. Merekam belasan komposisi dan melakukan perekaman gambar. Relief itu sudah berbunyi. Sound of Borobudur sudah berkumandang. 

Sound of borobudur merupakan hasil penelitian para pakar yang mengamati relief yang ada pada candi borobudur. Bukan hanya keindahan atau hiasan saja pada relief candi tapi tersimpan kejeniusan dan kesungguhan orang-orang terdahulu untuk mengedukasi generasi saat ini, sebagai bentuk peradaban budaya.

Ternyata lebih dari 200 relief yang terpahat pada candi borobudur menampilkan lebih dari 60 jenis alat musik. Beberapa alat musik yang terpahat pada candi itu digunakan di berbagai wilayah Indonesia. 

Perkusi borobudur | sumber: Bumi borobudur
Perkusi borobudur | sumber: Bumi borobudur
Banyak sekali gambar alat musik yang terpahat pada relief candi, mulai dari alat musik yang dipukul, ditiup, ataupun dipetik. Dengan beragam bentuk dan jenisnya menampilkan kekayaan budaya sejak dahulu kala terhadap kesenian.

Gendang dalam berbagai bentuk | sumber: Bumi borobudur
Gendang dalam berbagai bentuk | sumber: Bumi borobudur
Pada gambar diatas menampilkan gambar alat musik yang terpahat pada relief yaitu gendang dalam berbagai bentuk. Sebagaimana kita ketahui bahwa alat musik gendang masih digunakan hingga saat ini sebagai bentuk alat musik tradisional, banyak di temukan di daerah jawa barat sebagai musik tradisional, namun saat ini sering dicampurkan dengan alat musik modern juga. Sebagai bentuk perbandingan gambar gendang pada relief dengan gendang saat ini bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gendang dalam relief | sumber: Bumi Borobudur
Gendang dalam relief | sumber: Bumi Borobudur

Alat musik tiup pada relief | sumber: Bumi Borobudur
Alat musik tiup pada relief | sumber: Bumi Borobudur

Keberagaman alat musik dalam cara memainkannya turut memberikan warna dan ragam budaya itu sendiri, salah satunya alat musik yang ditiup. Seruling termasuk alat musik tiup yang banyak tergambar pada pahatan relief. Selain suling terdapat juga cangka, terompet dan kledi.

kledi adalah alat musik tiup polifonik yang dapat membunyikan beberapa nada secara bersamaan, alat musik unik yang sudah hampir punah ini masih dapat kita temui di kalimantan barat sebagai alat musik suku dayak.

Alat musik kledi | sumber: Bumi Borobudur
Alat musik kledi | sumber: Bumi Borobudur

Alat musik petik borobudur | sumber: Bumi Borobudur
Alat musik petik borobudur | sumber: Bumi Borobudur

Alat musik petik juga banyak terukir pada relief borobudur, yang masih dapat kita temui kemiripannya pada saat ini seperti gambus pada musik melayu, sape pada musik dayak, asape pada musik batak. Bahkan terdapat gambar alat musik seperti harfa mesir kuno. Coba perhatikan gambar dibawah ini, perbandingan harfa kuno yang terpahat pada relief dengan yang dipegang oleh seseorang pada sebelah kanan, sangat mirip bukan.

Harfa kuno | sumber: Bumi Borobudur
Harfa kuno | sumber: Bumi Borobudur

Menurut beberapa pakar di abad ke 8 dan 9 itu leluhur kita sudah mengenal alat musik dan unsur musikal modern.
perkembangan seni musik adalah salah satu bentuk kematangan sebuah peradaban, betapa kayanya peradaban nenek moyang kita pada saat itu.

Dengan mencermati aspek borobudur bahwa apa yang terukir pada relief bukanlah hiasan maupun fantasi belaka, tidak hanya keindahan dan kejeniusan pada setiap aspeknya namun bisa dirasakan kesungguhan hati orang-orang terdahulu untuk memberikan petunjuk hidup bagi semua orang yang mempelajarinya.

Sound of borobudur adalah sebuah gerakan yang ingin merepresentasikan pahatan alat musik yang tergambar pada relief dan mencoba menggaungkan kembali peradaban yang pernah ada. Dengan alat musik yang sudah direkacipta lalu disatukan dan dibunyikan bersama dengan irama yang indah. 

Sound of borobudur ingin menunjukan pada dunia bahwa Indonesia selain kaya akan budaya, kaya juga akan keindahan alat musiknya juga bahkan sejak abad 8, serta ingin menunjukkan bahwa borobudur itu sebagai pusat musik dunia dulunya. Sound of borobudur gerakan kebangsaan melalui budaya untuk menguatkan jati diri dan identitas bangsa.

Sound of Borobudur sudah berkumandang. Dilansir dari soundofborobudur.org, Trie Utami, Dewa Budjana dan kawan-kawan, yang didukung sepenuhnya oleh Purwa Caraka sebagai Eksekutif Produser menjadikan upaya musikal ini menjadi arus yang tak terbendung. Sound of Borobudur adalah perjalanan panjang yang sudah melampaui berbagai tahapan. Sebuah Lokomotif yang siap berjalan, membawa segenap gerbong di belakangnya, menembus ruang, waktu dan peristiwa.

Baca juga:

Gak Mudik, tapi Kami Ikhtiarkan Hadiahi Cucu untuk Orangtua

Jangan Mengajarkan Puasa Setengah Hari, Tumbuhkan Rasa Cinta dan Rindu Ramadan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun