Menurut beberapa pakar di abad ke 8 dan 9 itu leluhur kita sudah mengenal alat musik dan unsur musikal modern.
perkembangan seni musik adalah salah satu bentuk kematangan sebuah peradaban, betapa kayanya peradaban nenek moyang kita pada saat itu.
Dengan mencermati aspek borobudur bahwa apa yang terukir pada relief bukanlah hiasan maupun fantasi belaka, tidak hanya keindahan dan kejeniusan pada setiap aspeknya namun bisa dirasakan kesungguhan hati orang-orang terdahulu untuk memberikan petunjuk hidup bagi semua orang yang mempelajarinya.
Sound of borobudur adalah sebuah gerakan yang ingin merepresentasikan pahatan alat musik yang tergambar pada relief dan mencoba menggaungkan kembali peradaban yang pernah ada. Dengan alat musik yang sudah direkacipta lalu disatukan dan dibunyikan bersama dengan irama yang indah.Â
Sound of borobudur ingin menunjukan pada dunia bahwa Indonesia selain kaya akan budaya, kaya juga akan keindahan alat musiknya juga bahkan sejak abad 8, serta ingin menunjukkan bahwa borobudur itu sebagai pusat musik dunia dulunya. Sound of borobudur gerakan kebangsaan melalui budaya untuk menguatkan jati diri dan identitas bangsa.
Sound of Borobudur sudah berkumandang. Dilansir dari soundofborobudur.org, Trie Utami, Dewa Budjana dan kawan-kawan, yang didukung sepenuhnya oleh Purwa Caraka sebagai Eksekutif Produser menjadikan upaya musikal ini menjadi arus yang tak terbendung. Sound of Borobudur adalah perjalanan panjang yang sudah melampaui berbagai tahapan. Sebuah Lokomotif yang siap berjalan, membawa segenap gerbong di belakangnya, menembus ruang, waktu dan peristiwa.
Baca juga:
Gak Mudik, tapi Kami Ikhtiarkan Hadiahi Cucu untuk Orangtua
Jangan Mengajarkan Puasa Setengah Hari, Tumbuhkan Rasa Cinta dan Rindu Ramadan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H