Banyak hal yang menjadi khas bulan ramadan, mulai dari aktivitas yang dilakukan, menu-menu untuk berbuka dan sahur yang identik dengan bulan ramadan, bahkan hingga lagu ramadan.
Apakah kalian tahu judul lagu 'Iman Mutiara'? Ini termasuk salah satu lagu nasyid favorit saya selain Maher Zain. Judulnya Iman Mutiara yang dibawakan oleh grup nasyid Malaysia, Raihan.
Pasalnya dulu sejak kecil orangtua sering memutar album lagu nasyid Raihan. Sehingga mau tidak mau saya hapal lagu tersebut, bagaikan earworm di kuping saya. (Earworm, lagu yang selalu terngiang dalam kepala, semacam pengulangan lagu dalam pikiran seseorang)
Ketika jalan-jalan bersama keluarga pun, Ayah selalu menyanyikan ini saat berkendara, dan akhirnya kami bernyanyi bersama. Saat Ramadan, tentu saja Ayah memutar lagu-lagu religi mulai dari Bimbo hingga Raihan.
Saya mulai mendengar lagu nasyid Raihan kalau tidak salah sejak SD tahun 2000an. Walau grup nasyid Raihan dari Malaysia, namun cukup terkenal di Indonesia. Hmm anak milenial tahu tidak yah?.
Dilansir dari Wikipedia, Raihan adalah sebuah grup nasyid yang berasal dari Malaysia. Raihan sendiri berarti wewangian, dan memulai debut dengan album Puji-pujian dan laku keras termasuk di Indonesia. Raihan pernah mendapatkan double platinum dalam album Demi Masa. Raihan sering pula diundang untuk konser di seantero dunia, diantaranya di Hongkong, Kanada, Prancis, Rusia dan Inggris. Saat konser di Inggris, Raihan di berikan penghargaan oleh Ratu Elizabeth II
Personel dari grup nasyid Raihan awalnya berjumlah 5 orang, beberapa personel telah tiada dan digantikan dengan personel lain. Hingga kini eksistensinya dalam menyanyikan lagu religi masih ada.
Grup Nasyid Raihan Internasional memang menyanyikan lagu-lagu religi saja dengan lirik yang penuh makna, salah satunya 'Iman Mutiara', begini liriknya,
Iman adalah, Mutiara.
Di dalam hati, Manusia.
Yang menyakini Allah, Maha Esa Maha Kuasa.
Tanpamu iman bagaimanalah.
Merasa diri hamba padaNya.
Iman tak dapat diwarisi
Dari seorang ayah yang bertaqwa
Ia tak dapat dijual-beli
Ia tiada di tepian pantai
Walau apapun caranya jua
Engkau mendaki gunung yang tinggi
Engkau berentas lautan api
Namun tak dapat jua dimiliki
Jika tidak kembali pada Allah
Jika tidak kembali pada Allah
Begitulah lirik dari judul 'Iman Mutiara', begitu mendalam dan menjadi pengingat diri kita. Bahwa keimanan seseorang itu tidak dapat diwariskan. Tapi iman itu harus dicari dengan cara kita berusaha belajar dan mencari ilmu yang bisa mendekatkan diri kita dengan Allah.
Salah satunya dengan mengkaji Al-Quran. Karena Al-Quran adalah pedoman sekaligus firman Allah yang diperuntukkan untuk hambanya. Al-Quran memang untuk kita pelajari, bukan hanya sekedar di baca, tetapi harus dipahami, sehingga kita mengetahui apa perintah dan laranganNya dalam menjalani kehidupan ini, sehingga keimanan itu hadir dalam hati kita.
Jika iman sudah kita rasakan maka kita akan merasakan ketenangan dalam hidup. Tentu iman yang kita miliki perlu dijaga, dirawat, dipupuk supaya tidak terkikis. Karena keimanan seorang hamba itu bisa berkurang dan bertambah.
Keimanan meningkat ketika kita istiqomah menjalankan amalan yang diperintahkan, sedangkan keimanan menurun ketika kita berbuat dosa yaitu melanggar aturanNYA. Keimanan hadir ketika kita kembali pada Allah.
Setelah melewati bulan ramadan, kita akan merasakan idul fitri, fitri yang dimaksud kembali pada kesucian. Bulan ramadan disebut juga bulan suci, karena kita berharap Allah mengampuni segala dosa yang kita perbuat selama ini sehingga kita kembali fitrah.
Oh iya kompasianer, Jika belum mengetahui lagu yang satu ini 'Iman Mutiara', kamu bisa coba mencari dan mendengarkannya ya. Sebetulnya banyak sekali lagu religi favorit saya. Album Maher Zain salah satu favorit saya juga loh.
Pada bulan ramadan banyak sekali musisi, yang menciptakan lagu khusus ramadan.Bahkan musik genre pop, dangdut, rock dll, seringkali beralih menyajikan musik religi khusus untuk menyambut bulan ramadan.
Dengan lirik yang mendalam penuh makna, seolah mengungkapkan isi hati sang musisi untuk sang pencipta. Artinya bulan ramadan ini sangat penting bagi umat muslim di segala penjuru. Beragam bentuk rasa rindu diungkapkan salah satunya lewat lirik lagu.
Namun membawakan lagu religi dengan musik masih menimbulkan isu pro kontra di kalangan masyarakat, karena ada hadist yang mengharamkan musik.
Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas adalah Sahabat Nabi SAW yang mengharamkan musik. Salah satu dalil yang mengharamkan musik yaitu hadis riwayat Imam al-Bukhari. Nabi Muhammad bersabda, "Akan ada dari umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar dan alat musik". Wallohualam bishowab, Sebaiknya kita pun berusaha menjaga diri kita, lebih-berhati-hati dalam menjalankan kehidupan, jangan sampai kita memiliki sifat 'bodo amat' apabila ada aturan agama yang ditetapkan.
Rasanya tulisan ini pun menjadi pengingat diri saya yang sering kali keimanan itu naik turun. Semoga Allah memampukan kita semua untuk bisa menjaga keimanan dan bisa meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
Kalau sobat kompasiana sukanya lagu apa?
Apapun lagunya, jangan lupa untuk lebih sering mendengarkan dan membaca ayat suci Al-Quran ya teman-teman, seperti dalam lirik tadi bahwa Iman harus berusaha kita tanamkan ke dalam diri kita.
Selamat menjalankan ibadah Ramadan 1442H
Baca juga: