Mohon tunggu...
Anis Setiati Sukono Putri
Anis Setiati Sukono Putri Mohon Tunggu... Tentara - TNI

Nama : Anis Setiati Sukono Putri NIM : 46123110031 Fakultas : Psikologi Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 Dosen :Prof. Dr. Apollo, AK.,M.Si Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K3_Socrates Mengenali Kemampuan Diri Sendiri Dikaitkan dengan Bakat Bisnis Ayam Geprek

23 Maret 2024   21:20 Diperbarui: 23 Maret 2024   21:29 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dibalik aroma harum dan kelezatan sepotong ayam geprek yang renyah, terselip sebuah hikmah dari seorang filsuf kuno yang masih relevan dalam dunia bisnis modern. Socrates, seorang pemikir besar Yunani kuno, menekankan pentingnya mengenali diri sendiri melalui prinsip "know thyself". Namun, siapa sangka, pemikiran filosofis ini tidak hanya memiliki aplikasi dalam pengembangan diri, tetapi juga dapat disesuaikan dengan dinamika bisnis, termasuk di industri kuliner yang sedang berkembang pesat.

Dalam konteks bisnis ayam geprek, prinsip "know thyself" dari Socrates dapat diterapkan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengenal Bakat Kuliner:

 Pemikiran Socrates tentang "know thyself" mendorong kita untuk mengeksplorasi bakat kuliner yang mungkin terpendam dalam diri kita. Dalam bisnis ayam geprek, pemilik usaha dapat menggunakan pemahaman ini untuk mengembangkan resep-resep baru yang unik dan menghadirkan pengalaman kuliner yang istimewa bagi pelanggan. Dalam bisnis ayam geprek, pemilik bisnis perlu memahami bakat dan keahlian mereka dalam hal memasak. Mereka perlu bertanya pada diri sendiri apakah mereka memiliki keterampilan dalam memasak ayam geprek yang lezat dan unik. 

2. Memahami Nilai dan Prinsip: 

Bagaimana nilai-nilai yang dianut oleh Socrates seperti kejujuran, keadilan, dan kesederhanaan dapat menjadi landasan filosofis dalam menjalankan bisnis ayam geprek. Dengan memahami nilai-nilai ini, pengusaha dapat membentuk budaya perusahaan yang kuat dan memenangkan hati pelanggan.

Pemikiran Socrates tentang "know thyself" juga berlaku dalam hal memahami nilai dan prinsip yang membimbing kehidupan seseorang. Dalam bisnis ayam geprek, pemilik bisnis perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai yang mereka pegang, seperti kualitas bahan baku, kejujuran dalam menyajikan produk, dan kepedulian terhadap kepuasan pelanggan.

3. Mengetahui Batasan dan Keterbatasan: 

Socrates mengajarkan pentingnya jujur tentang batasan dan keterbatasan kita. Dalam bisnis ayam geprek, pemilik bisnis perlu mengenali batasan mereka, seperti keterbatasan modal awal atau pengalaman dalam industri makanan. Mereka juga perlu memahami keterbatasan dalam keterampilan kuliner atau manajemen yang mungkin memerlukan bantuan atau pelatihan tambahan.

4. Mengenali Visi dan Tujuan: 

Socrates juga mengajarkan pentingnya memiliki pemahaman yang jelas tentang visi dan tujuan hidup seseorang. Dalam bisnis ayam geprek, pemilik bisnis perlu memiliki visi yang kuat tentang apa yang ingin mereka capai dengan bisnis mereka. Mungkin itu adalah untuk menyediakan makanan berkualitas tinggi dengan harga terjangkau atau untuk menjadi waralaba ayam geprek yang sukses di seluruh negeri.

Dalam konteks bisnis ayam geprek, dikaitkan dengan ketiga konsep Socrates menguasai diri dengan baik, dapat diterapkan sebagai berikut:

1. Enkrateia: Enkrateia merujuk pada kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri atau menahan diri dari keinginan yang tidak sehat atau merugikan. Dalam bisnis ayam geprek, enkrateia dapat diterapkan dalam pengelolaan keuangan dan pengeluaran. Seorang pengusaha ayam geprek perlu memiliki disiplin untuk tidak menghabiskan uang secara berlebihan dalam operasional bisnis, pembelian bahan baku, atau promosi, sehingga dapat mempertahankan kestabilan finansial bisnis.

2. Libertas: Libertas mengacu pada kebebasan atau kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan kehendak sendiri. Dalam bisnis ayam geprek, libertas dapat diterapkan dalam kreativitas dalam pengembangan resep dan variasi menu, serta dalam strategi pemasaran dan branding. Seorang pengusaha ayam geprek dapat menggunakan libertas mereka untuk bereksperimen dengan rasa dan presentasi produk, serta memilih jalur pemasaran yang sesuai dengan visi dan tujuan bisnis mereka.

3. Autarchia: Autarchia merujuk pada kemandirian atau otonomi dalam mengelola kehidupan atau bisnis seseorang tanpa bergantung pada pihak lain. Dalam bisnis ayam geprek, autarchia dapat diterapkan dalam manajemen operasional dan pengambilan keputusan. Seorang pengusaha ayam geprek perlu memiliki kemampuan untuk mengatur dan menjalankan operasi bisnis dengan efisien tanpa terlalu bergantung pada bantuan eksternal. Mereka juga perlu memiliki otonomi untuk membuat keputusan strategis yang dapat mempengaruhi arah dan pertumbuhan bisnis mereka.

Dengan menerapkan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri melalui konsep enkrateia, libertas, dan autarchia dalam bisnis ayam geprek, seorang pengusaha dapat memastikan bahwa bisnis mereka berjalan dengan lancar, berkembang, dan mandiri. Hal ini dapat membantu mereka mencapai kesuksesan jangka panjang dan meraih kepuasan dalam menjalankan bisnis mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun