Mohon tunggu...
anis sentus keasyah
anis sentus keasyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa STFT Widiya Sasana

saya menyukai berita dan hal-hal yang trending

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matahari

2 September 2022   12:28 Diperbarui: 2 September 2022   12:33 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pagi merekah

Aku pun mulai melangkah

Tidak ada yang menunggu

Kedatanganku di pagi yang indah itu

Aku hanya diam termangu-mangu

Manatap nasibku yang begitu layu

Meski begitu, aku tidak menghiraukan hal itu

Yang terpenting bagiku adalah kebahagiaanmu

Aku selalu berusaha melahirkan senyuman di pipimu

Tetapi aku tidak berdaya ketika mendung menelanku

 Saat itu, di dalam relung hatiku, aku hanya bisa berdoa

Tuhan lahirkanlah senyuman di pipimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun