Limbah yang berada di lingkungan sekitar masyarakat perlu untuk diolah atau dibuat barang yang lebih bermanfaat sehingga limbah yang ada di masyarakat dapat berkurang jumlahnya dan menjadi barang yang lebih bernilai.
Saat pelaksanaan kkn di desa sidoharjo kabupaten semarang, tim kkn unnes berkesempatan untuk mengimplementasikan salah satu wujud dari pilar konservasi sebagai wujud pemanfaatan limbah plastik bekas dengan target sasaran para ibu kader kesehatan desa sidoharjo.
Kegiatan sosialisasi pengolahan limbah plastik seperti bekas air mineral baik ukuran botol mineral ataupun ukuran galon besar sebetulnya limbahnya dapat dimanfaatkan menjadi barang yang bermanfaat. Sehingga muncul lah gagasan untuk membuat alat perangkap nyamuk sederhana dari limbah plastik dengan menggunakan ragi. Terdengar sederhana namun apabila di gaungkan secara besar akan dapat bermanfaat bagi masyarakat desa sidoharjo.
Bahan yang digunakan yakni berupa 1 botol mineral ukuran 1.5 liter, lalu terdapat air 400 ml dan 100 gram gula aren dan 2 gram ragi. Cara pembuatannya yakni dengan memotong botol bekas aquanya menjadi 2 bagian lalu potongan atas dibalik dan di satukan dengan potongan bawahnya menggunakan lakban atau perekat lain, lalu rebus 400 ml air setelah itu masukkan gula aren sebanyak 100 gram tunggu hingga melelah dan dingin, setelah itu tuangkan ke botol yang tadi telah disiapkan kemudian lapisi pinggiran botol menggunakan plastik hitam lalu tunggu hasilnya dalam jangka waktu 1 minggu.
Sosialisasi ini diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dalam pemanfaatan sampah limbah plastik menjadi barang yang lebih bernilai, saat sosialisasi berlangsung para kader kesehatan juga cukup antusias sehingga kegiatan sosialisasi berlangsung cukup meriah karena beberapa kader kesehatan juga ikut dalam melakukan praktek demonstrasi pembuatan alat perangkap nyamuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H