ClickKompasiana mengadakan event "Menelusuri Jejak Multatuli di Rangkas Bitung". Sebagai warga yang tinggal di Banten, kayaknya kurang pas kalau belum pernah ke Museum Multatuli.Â
Ini pertama kalinya saya pergi ke Museum Multatuli. Lokasi Museum ini terletak di Jl. Alun-alun Timur No. 8, Rangkas Bitung, Kabupaten Lebak, Banten. Tepat di sebrang Alun-alun Rangkas Bitung dan di samping perpustakaan Saidjah Adinda.Â
Perjalanan saya menuju Rangkas Bitung dengan menggunakan Commuter Line. Saya bertemu dengan rekan-rekan Kompasianer di stasiun akhir Rangkas Bitung. Kami pun pergi diantar oleh Bapak DC Aryadi dan teman-temanya menggunakan motor langsung ke Museum Multatuli. Bisa juga kok dari stasiun Rangkas Bitung kemudian naik angkutan umum berwarna merah oranye dan meminta ke pengemudi mengantarkan ke Museum Multatuli dengan membayar Rp. 4000.
Museum Multatuli | Dokpri
Museum Multatuli diresmikan oleh Bupati Lebak Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE., MM pada tanggal 11 Februari 2018. Multatuli adalah nama pena dari Douwes Dekker. Nama Multatuli sangat melekat dengan Lebak. Multatuli mengenalkan Lebak pada Dunia dalam karya bukunya yang berjudul
Max Havelar.Â
Patung Multatuli sedang membaca| Dokpri
Patung Adinda yang sedang duduk sambil memegang bunga
Patung Saidjah, pemuda asal Lebak
Diluar museum terdapat patung-patung yaitu Multatuli, Saidjah dan Adinda dan lemari buku. Kenapa ada patung Saidjah Adinda? jadi kisah romantis dua tokoh pemuda asal Lebak ini ternyata juga masuk dalam buku Max Havelar. Kisah Saidjah dan Adinda memang tidak sepopuler dengan kisah Arjuna dan Srikandi.Â
Selama di Museum, kami di pandu oleh Kang Hendra. Kang Hendra mengungkapkan bahwa Museum Multatuli ini bersifat umum, maksudnya Museum ini memberi edukasi tentang sejarah penjajahan Belanda yang datang ke Banten dan bukan hanya kisah Multatuli walaupun nama Museum yang diambil adalah nama pena Douwes Dekker.Â
Museum Multatuli | Dokpri
Awalnya Museum Multatuli adalah tempat cagar budaya. Tetapi, sampai sekarang Museum ini masih dijadikan cagar budaya. Museum ini berbeda dengan museum lain yang kita lihat. Museum ini memiliki konsep yang modern.Â
Ada beberapa ruang yang memiliki konsep cerita sejarah yang berbeda-beda. Ruang pertama, terdapat replika museum Multatuli, patung, hiasan wajah Multatuli beserta kutipan dari bukunya yaitu Tugas Manusia adalah menjadi manusia.Â
Museum Multatuli | Dokpri
Museum Multatuli | Dokpri
Museum Multatuli | Dokpri
Ruangan kedua yaitu Kolonialisme terdapat layar yang menampilkan video animasi kolonial Belanda masuk ke wilayah Nusantara. Ada Replika Kapal Prins Willem dan ada beberapa replika rempah-rempah seperti cengkeh, lada, pala, dan kayu manis. Latar belakang Belanda datang ke Indonesia dengan alasan mencari rempah-rempah.Â
Ruang ketiga yaitu sistem tanam paksa. Di ruangan ini terdapat peta sistem tanam paksa, salah satunya Provinsi Banten. Kemudian, ada replika kopi, dan alat penggiling kopi. Kopi adalah salah satu komoditas pertanian yang dihasilkan masyarakat dengan cara tanam paksa.Â
Gambar tokoh pahlawan yang menginspirasi Multatuli| Dokumentasi pribadi
Ruang keempat yaitu ruang Multatuli. Di bagian ruangan ini terdapat foto-toto tokoh yang terinspirasi oleh Multatuli yaitu Ir. Soekarno, RA Kartini, Pramudya Ananta Toer.
Surat-surat Multatuli untuk Belanda|Dokumentasi pribadi
Museum Multatuli | Dokpri
Ruang kelima yaitu ruangan sejarah Banten. Di bagian ruangan ini menyajikan ilustrasi gambar dan tulisan berlatarbelakang merah ini, masyarakat melawan penjajahan Belanda. Ada replika tiang gantung. Pada pemberontakan petani Banten, 11 orang yang keras melawan dihukum gantung oleh penjajah.Â
Museum Multatuli | Dokpri
Museum Multatuli | Dokpri
Museum Multatuli | Dokpri
Ruang keenam yaitu Sejarah Kabupaten Lebak. Di ruangan ini terdapat gambar-gambar yang prasasti Cidanghiyang, dan pakaian Pemerintah Kabupaten Lebak.Â
Museum Multatuli | Dokpri
Museum Multatuli | Dokpri
Ruangan yang ketujuh atau terakhir yaitu ruangan foto-foto wajah tokoh orang hebat keturunan Rangkas Bitung yang menginspirasi banyak orang.Â
Buku-buku Max Havelar karya Multatuil |Dokumentasi pribadi
Di Museum Multatuli kita bisa melihat dan membaca buku karya Multatuli yang memiliki banyak versi dan bahasa.
Museum Multatuli memiliki desain interior yang menarik pengunjung. selain itu, bentuk penyampaian Museum ini yaitu video yang diputar di layar, audio dengan menggunakan headset, dan ilustrasi yang dapat menggambarkan sejarah berupa gambar, foto, replika, artefak, dan surat. Di tempat inilah kita bisa menambah wawasan sejarah selain di Sekolah.Â
Setelah mengelilingi museum Multatuli. Kami diajak untuk melihat rumah Multatuli secara langsung.Â
Rumah peninggalan Multatuli|Dokumentasi pribadi
Museum Multatuli | Dokpri
Rumah Multatuli ini berada di belakang RS. Adjidarmo tidak jauh dari Museum Multatuli. Rumah ini tersembunyi, tidak terlihat dari depan jalan raya. Inilah kondisi rumah Multatuli rapuh dimakan waktu.
Kondisi dalam rumah Multatuli |Dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya