Apa sih yang terlintas di pikiran kita, tempat yang cocok dikunjungi untuk hari libur di Jakarta?. Yap, Mal. Mall di Jakarta memang banyak. Selain Mall, masyarakat Jakarta juga pergi ke tempat rekreasi seperti Monas, Kota Tua, TMII, dan lainnya.Â
Jakarta mempunyai tempat wisata alam loh.. Salah satu wisata alam di Jakarta yaitu Hutan Manggrove PIK. Lokasi Jalan Garden House RT.8/RW.1 Kamal Muara, Penjaringan, Kota Jakarta Utara. Tempat ini sangat rekomendasi untuk kaum pencinta alam dan fotografi.
Hari Sabtu, saya dan anggota Clickkompasiana lainnya mengunjungi ke Hutan Manggrove PIK. Ini pertama kalinya saya kesana. Sebelumnya, saya hanya melihat dari postingan poto teman-teman yang membuat saya tertarik dan penasaran. Akhirnya rasa penasaran saya sudah terjawab.
Meeting point Clickkompasiana di Stasiun Jakarta Kota, lalu kami pergi naik Trans Jakarta jurusan Pluit turun di Halte PIK, lalu naik angkutan umum berwarna merah U11 dan turun tepat di Taman Wisata Alam Hutan Manggrove yang bersebrangan dengan yayasan Budha Tzu Chi.
Hutan Manggrove PIK buka jam 7.00-17.00 WIB. Harga tiket masuk Hutan Manggrove PIK:
Weekday dibagi 3 kategori
1. Dewasa : Rp. 25.000
2. Anak : Rp.10.000
3. Turis : Rp. 150.000
Weekend juga dibagi 3 kategori
1. Dewasa : Rp. 30.000
2. Anak : Rp. 10.000
3. Turis: Rp. 250.000
Parkir mobil: Rp. 10.000
Parkir motor: Rp. 5.000
Parkir Bus: Rp. 50.000
Melangkah sedikit dari pintu masuk Taman wisata Alam Hutan Manggrove PIK tepat disebelah kiri terdapat jembatan yang menuju masjid Al Hikmah. Masjid ini dikelilingi hutan bakau.
Monyet berkeliaran di TWA Manggrove
Kami mampir sejenak ke tempat penjualan es kelapa. istirahat sambil minum air kelapa. Ternyata ada monyet yang menghampiri, lalu mengambil roti saya  diatas kursi pada saat saya minum air kelapa. Saya pun menjerit. Padahal saya berpikir tidak ada monyet lagi di kawasan ini karena ada dua kandang monyet.Â
TWA hutan Mangrove PIK mempunyai kantin yang unik. Depan kantin ada banyak payung warna-warni. Berdiri dibawah payung-payung, Siapkan kamera hp lalu cekrek cekrek deh.Â
Kita bisa belajar banyak jenis tanaman selain Bakau dari Taman Wisata Alam ini. Jadi, Â menambah wawasan ilmu biologi seperti di Sekolah. TWA Hutan Manggrove bisa dijadikan tempat penelitian dan tempat edukasi bagi pengunjung.Â
Tempat konservasi penanaman hutan bakau
Pengunjung bisa berkontribusi menanam hutan bakau sebagai bentuk peduli lingkungan. Hutan bakau memiliki akar kuat dan besar yang berfungsi mencegah erosi dan abrasi pantai.Â
Papan nama di tengah hutan bakau merupakan nama institusi, kelompok, atau organisasi yang ikut kontribusi penanaman hutan bakau tersebut.
Prahu dayung dan prahu kodok
TWA hutan Manggrove PIK menyediakan beberapa perahu, boot, dan kano. Harga tiket naik boot kapasitas 8 orang Rp. 450.000, boot kapasitas 6 orang Rp. 350.000, prahu dayung, kano, prahu kodok  seharga Rp. 100.000.Â
TWA hutan Manggrove juga menyediakan tempat penginapan. Saya tertarik dengan bentuk penginapan segitiga ini atau disebut pondok kemah. Pondok kemah ini memiliki luas 9m persegi, bahan bangunannya terbuat kayu merbau, kayu bingkirai, dan kayu kelapa. Kamar mandi diluar, dan ventilasi dipasang kawat nyamuk. Karena keunikan bentuk pondok kemah ini, banyak pengunjung yang mengambil gambar disana.Â
Jembatan khusus anak-anak
Ada arena bermain untuk anak-anak. Ada aula bernama Pendopo Fiscus Benyamina dan Panggung Bale Bengong. TWA ini benar-benar memberi fasilitas untuk event-event tertentu.Â
Menara pengamatan burung | Sumber: Mutiah Alhasany
Penampakan dari menara pengamatan burung
TWA Hutan Manggrove mempunyai tempat pengamatan burung. Menara ini hanya boleh masuk 5 orang sampai pukul 17.30 WIB. Dilantai paling atas menara, jendela kayu kecil yang berfungsi untuk melihat dan mengambil gambar burung. Sayangnya, saya tidak melihat burung satupun. Saya hanya melihat gedung tinggi dan hutan bakau.Â
Jembatan di TWA hutan Manggrove PIK salah satu tempat spot foto. Jembatan TWA Manggrove PIK ada yang terbuat dari batang bambu dan kayu. Hindari menggunakan high heels saat pergi ke jembatan. Disepanjang jembatan tersedia bangku dan tempat sampah. Jangan ada alasan membuang sampah sembarangan.Â
Selain payung-payung, pondok kemah dan jembatan. Ada juga taman yang bagus sebagai spot foto-foto. Ayunan Hammock pun jadi incaran saya untuk aksi tiduran.Â
Ada beberapa aturan yang dilarang di TWA Manggrove yaitu memancing, membawa kamera, dan membawa makanan dari luar. Jika ingin melakukan foto Prawedding disana harus membayar Rp. 1.500.000.Â
Tak perlu khawatir, Kita bisa mengambil gambar menggunakan kamera handphone diperbolehkan. Ketahuan membawa dan menggunakan kamera DSLR mendapat sanksi berupa denda sebesar Rp. 1000.000
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya