Selain itu dalam bukunya yang berjudul Presentation of Self in Everyday Life (1959) dikutip dari penelusuran kompas.com, Goffman menjelaskan bahwa dramaturgi adalah sandiwara kehidupan yang disajikan oleh manusia. dimana individu berbeda karakternya ketika berada di panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Ibarat sebuah drama, dunia hiburan khususnya dalam media sosial sebagai sebuah panggung sandiwara menunjukan sisi terbaik dari aktris dan idol K-Pop tersebut karena akan dilihat atau ditonton orang lain. Sedangkan dalam kenyataan nya, berbeda hal inilah yang menyebabkan banyaknya kasus bunuh diri di kalangan aktris dan idol K-Pop.
BAGIAN (TEMUAN DAN ANALISIS)
Ketika seseorang memutuskan untuk mengambil profesi sebagai artis, maka akan ada harga yang harus dibayar. Panggung hiburan memiliki penawaran popularitas yang luar biasa tinggi dan memikat, namun juga sekaligus memberikan resiko yang besar. Bekerja dalam industri hiburan membutuhkan mental yang kuat untuk hidup dalam persaingan yang ketat, tuntutan dari pihak agensi atau manager publik, perlawanan dari para haters, dan sebagainya. Apabila tidak, mereka akan mudah tersingkir dan terbawa oleh dampak-dampak negatif dari kekuatan industri hiburan, salah satunya adalah depresi berat dan berakhir bunuh diri. Beberapa waktu belakangan ini, marak berita tentang meninggalnya artis K-pop karena bunuh diri.
Contohnya adalah kasus Jang Ja Yeon berusia 29 tahun yang meninggal akibat kekerasan fisik dan seksual yang menimpanya setahun belakangan akibat tekanan dan ancaman pihak agensinya atau manajemen nya tersebut. Selain itu juga Sulli (Choi Jin-ri), bernasib sama, Â dirinya telah melakukan aksi bunuh diri di usia 25 tahun akibat depresi dan bullying yang diterimanya dari media sosial. industri K-Pop cukup kompetitif dimana setiap tahunnya K-Pop memproduksi grup-grup baru dan memulai debut. Tekanan yang didapat mereka dimulai sejak masa trainee atau sebelum debut ke dunia keartisan, dalam fase tersebut mereka harus berlatih sangat keras, mengorbankan masa-masa muda mereka semua demi debut dan bahkan ketika mereka sudah berusaha keras dimasa trainee, terkadang mereka tersingkirkan oleh pendatang baru.
Teori Dramaturgi merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa di dalam kegiatan interaksi satu sama lain sama halnya dengan pertunjukkan sebuah drama. Dalam hal ini, manusia merupakan aktor yang menampilkan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu melalui drama yang dilakukannya. Identitas seorang aktor dalam berinteraksi dapat berubah, tergantung dengan siapa sang aktor berinteraksi (Widodo, 2010:167)
Di dalam front stage, seorang aktor cenderung hanya menampilkan sisi-sisi terbaik dan menginginkan suatu pertunjukkan berjalan dengan lancar. Ada dua hal yang ditekankan oleh Goffman dalam front stage, yakni setting dan personal front. Setting menunjukkan tata cara, dalam hal ini terlihat dalam akun akun sosial media dari kalangan aktris dan idol K-Pop tersebut memberi informasi dan penjelasan mengenai dirinya melalui bio milik pribadinya dan bahkan akun sosial media dari kalangan aktris dan idol K-Pop tak jarang mereka semua sudah memiliki centang biru.Kemudian yang menjadi bagian dari personal front adalah suatu perangkat yang digunakan sebagai wujud ekspresi agar mampu dikenali oleh audiens. Dalam hal ini yang menjadi bagian personal front adalah penggunaan profil atau foto postingan dari akun aktris atau idol tersebut. Terkadang para akun sosial media selebritas, tak jarang memposting foto aktifitas mereka seperti liburan, mempamerkan harta bendanya yang menunjukan citra diri mereka di depan panggung drama kehidupan ini.
Back stage dalam dramaturgi menjelaskan mengenai gambaran bahwa adasesuatu hal yang diinginkan oleh aktor untuk tidak diketahui oleh audiens. Goffman memberikan gambaran bahwa seorang aktor mengharapkan audiens dari pertunjukkan depannya tidak muncul ke pertunjukkan di belakang. Dalam hal ini misalnya seorang aktris atau idol K-Pop tidak menceritakan kehidupan pribadinya, sisi masa kelam, pengalaman buruk yang terjadi pada mereka yang di sebabkan agensi atau managernya dan hal-hal lain, itu semua tidak ingin pihak lain menampilkan hal tersebut. Karena hal tersebut hanya akan melemahkan posisinya dan popularitas nya.
Ritzer (2008:617) menjelaskan bahwa manusia mampu menjalankan berbagai peran sesuai dengan situasi dan kondisi yang berbeda. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Inilah yang kemudian disebut dengan istilah dramaturgi
atau presentasi diri (The Presentation of Self) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu.
KESIMPULANÂ
Maraknya kasus bunuh diri dalam industri K-Pop kebanyakan disebabkan karena gangguan kesehatan mental dari aktris dan idol K-Pop tersebut, mereka dalam  kehidupannya selalu menunjukan sisi terbaik untuk membangun citra diri mereka dan kariernya dalam industri musik K-Pop. Karena yang seperti kita tahu, industri musik K-Pop selalu menujukan sikap kompetitif didalamnya, sehingga para aktris dan idol tersebut harus bisa mempertahan posisinya, dan karena itu para aktris dan idol kerap mendapat tekanan dari pihak agensi atau manajernya serta aksi bullying dari media sosialnya. Hal inilah yang dimaksud Erving Goffman sebagai konsep dramatugi, aktris dan idol kerap menunjukan kepribadian berbeda antara front stage dan back stage. Penggunaan media sosial yang tepat bagi kita sebagai penggemarnya juga berpengaruh terhadap kesehatan mental kalangan aktris dan idol K-Pop tersebut, perhatian khusus dari pihak agensi atau manajer juga penting agar tidak terulang kasus serupa.