Mohon tunggu...
Anissa Nurul Rokhimah
Anissa Nurul Rokhimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Dian Nusantara Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial | Akuntansi 121211038 Akuntansi Forensik Prof. Dr, Apollo, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Ranggawarsita, Kalasuba, Kalatidha, Kalabendhu dan Fenomena Korupsi di Indonesia

21 Juli 2024   19:21 Diperbarui: 21 Juli 2024   19:24 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Indonesia, dengan kekayaan budaya dan sejarahnya yang melimpah, dihadapkan pada tantangan besar dalam menangani masalah korupsi. Sebagai negara yang beraneka ragam suku, agama, dan adat istiadat, Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam. Namun, kekayaan ini tidak selalu mencerminkan kesejahteraan masyarakatnya, terutama ketika dihadapkan pada masalah sistemik seperti korupsi.

Korupsi di Indonesia telah menjadi masalah kronis yang merambah hampir semua sektor kehidupan, dari pemerintahan, ekonomi, hingga sosial. Praktik korupsi tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga merusak moralitas dan etika dalam masyarakat. Untuk memahami dan mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk melihat kembali nilai-nilai dan pemikiran dari para tokoh sejarah dan budaya yang telah memberikan pandangan mendalam tentang moralitas dan etika.

Salah satu tokoh yang dapat memberikan wawasan penting dalam hal ini adalah Ranggawarsita, seorang pujangga besar dari Jawa yang hidup pada abad ke-19. Ranggawarsita, melalui karya-karyanya, menawarkan pandangan yang mendalam tentang moralitas, etika, dan kehidupan manusia. Pemikirannya tentang Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu memberikan kerangka konseptual yang relevan untuk memahami kondisi moral dan etika dalam masyarakat, serta bagaimana hal ini terkait dengan fenomena korupsi di Indonesia.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas secara mendalam pemikiran Ranggawarsita terkait Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu, serta mengaitkannya dengan fenomena korupsi di Indonesia. Dengan memahami konsep-konsep ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang akar masalah korupsi dan bagaimana kita dapat mengatasinya dengan mengembalikan nilai-nilai kebajikan, kejujuran, dan integritas dalam masyarakat.

Pemikiran Ranggawarsita

Ranggawarsita adalah seorang pujangga besar dari Jawa yang hidup pada abad ke-19. Melalui karyanya, ia mengungkapkan pandangan-pandangan mendalam tentang kehidupan, moralitas, dan etika. Tiga konsep penting yang sering muncul dalam karyanya adalah Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu.

  1. Kalasuba: Mengacu pada masa yang penuh dengan kebaikan dan kebajikan, di mana masyarakat hidup dalam harmoni dan saling menghormati. Dalam konteks ini, kejujuran dan integritas adalah nilai-nilai utama yang dijunjung tinggi.
  2. Katatidha: Masa yang penuh dengan ketidakpastian dan ambiguitas, di mana nilai-nilai moral mulai tergerus dan masyarakat mengalami krisis identitas. Ini adalah periode transisi di mana masyarakat mulai kehilangan pegangan terhadap nilai-nilai tradisional.
  3. Kalabendhu: Masa kegelapan di mana korupsi, kebohongan, dan kejahatan merajalela. Ini adalah periode di mana nilai-nilai moral hancur dan masyarakat tenggelam dalam ketidakadilan.

Anissa Nurul Rokhimah
Anissa Nurul Rokhimah

Fenomena Korupsi di Indonesia

Apa itu Korupsi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun