Mohon tunggu...
Anissa Nurul Rokhimah
Anissa Nurul Rokhimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Dian Nusantara Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial | Akuntansi 121211038 Akuntansi Forensik Prof. Dr, Apollo, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik Meningkatkan Memori untuk Wawancara Investigatif: Wawancara Kognitif

3 Juli 2024   13:55 Diperbarui: 3 Juli 2024   14:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
What - Anissa Nurul Rokhimah

Kesaksian yang akurat dan rinci dari saksi sering kali menjadi inti dalam membangun kasus hukum yang kuat. Wawancara kognitif memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk mengumpulkan bukti dari saksi dengan cara yang mengurangi risiko kesalahan interpretasi atau distorsi memori. Ini sangat penting dalam situasi di mana setiap detail dapat membuat perbedaan antara kebenaran dan kekeliruan, antara keadilan dan ketidakadilan.

Selain itu, pendekatan ini tidak hanya memungkinkan untuk pengumpulan informasi yang lebih baik, tetapi juga mendukung proses hukum yang adil dan transparan.

 Dengan meminimalkan pengaruh sugesti atau pertanyaan yang memimpin, wawancara kognitif membantu memastikan bahwa informasi yang diperoleh sesuai dengan pengalaman yang sebenarnya dari saksi. Ini memperkuat integritas hasil penyelidikan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan.

Secara keseluruhan, wawancara kognitif bukan hanya tentang teknik-tinjauan ulang terhadap informasi yang diberikan oleh saksi. Ini adalah pendekatan ilmiah yang mendasarkan pada penelitian psikologi dan prinsip-prinsip memori manusia. 

Dengan demikian, wawancara kognitif tidak hanya memperkuat kualitas bukti dalam penyelidikan kriminal, tetapi juga memperkaya pemahaman kita tentang cara kerja memori dan kognisi manusia secara umum.

Dalam konteks yang lebih luas, penggunaan wawancara kognitif merupakan langkah progresif dalam evolusi teknik interogasi dalam hukum pidana. Pendekatan yang sistematis dan ilmiah ini tidak hanya mengatasi tantangan praktis dalam mengumpulkan bukti, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan metode investigasi yang lebih humanis dan efektif. 

Dengan demikian, wawancara kognitif tidak hanya menjadi alat yang sangat berharga bagi penegak hukum saat ini, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat untuk inovasi di masa depan dalam bidang investigasi kriminal dan keadilan.

Kesimpulan ini menegaskan bahwa wawancara kognitif bukan sekadar teknik interogasi, tetapi sebuah pendekatan yang mendalam dan berbasis ilmiah untuk mengumpulkan bukti yang kritis dalam penegakan hukum modern.

Referensi

Fisher, R. P., & Geiselman, R. E. (1992). Memory-Enhancing Techniques for Investigative Interviewing: The Cognitive Interview. Charles C Thomas Publisher.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun