Mohon tunggu...
Anissa Nurul Rokhimah
Anissa Nurul Rokhimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Dian Nusantara Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial | Akuntansi 121211038 Akuntansi Forensik Prof. Dr, Apollo, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik Meningkatkan Memori untuk Wawancara Investigatif: Wawancara Kognitif

3 Juli 2024   13:55 Diperbarui: 3 Juli 2024   14:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Why - Anissa Nurul Rokhimah

Teknik-Teknik Utama dalam Wawancara Kognitif

  1. Mengubah Perspektif: Meminta saksi untuk menceritakan kembali peristiwa dari sudut pandang yang berbeda, misalnya dari perspektif orang lain yang mungkin berada di lokasi kejadian. Teknik ini membantu dalam mengingat detail yang mungkin terlewatkan dalam narasi awal.
  2. Mengubah Urutan Peristiwa: Menginstruksikan saksi untuk mengingat peristiwa dalam urutan yang berbeda, misalnya dari akhir ke awal. Teknik ini dapat mengurangi efek distorsi memori dan membantu dalam menemukan detail baru.
  3. Elaborasi Konteks: Meminta saksi untuk mengingat kembali konteks lingkungan fisik dan emosional saat peristiwa terjadi. Teknik ini merangsang ingatan sensoris dan emosional yang mendalam, membantu saksi mengingat lebih banyak detail.
  4. Fokus pada Detail Sensoris: Meminta saksi untuk mendeskripsikan detail sensoris seperti suara, bau, dan perasaan yang mereka alami saat peristiwa terjadi. Teknik ini dapat meningkatkan ketepatan dan kelengkapan informasi yang diberikan oleh saksi. 

Who - Anissa Nurul Rokhimah
Who - Anissa Nurul Rokhimah

Yang Terlibat dalam Wawancara Kognitif

  • Pewawancara: Biasanya seorang petugas penegak hukum atau penyidik yang terlatih dalam teknik wawancara kognitif. Pewawancara harus memiliki keterampilan interpersonal yang baik untuk membangun rapport dan membuat saksi merasa nyaman.
  • Saksi: Individu yang telah menyaksikan suatu peristiwa dan memiliki informasi penting terkait kejadian tersebut. Saksi harus merasa didengar dan dihargai agar dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat.

Kualifikasi Pewawancara

  • Harus memiliki pelatihan khusus dalam teknik wawancara kognitif.
  • Harus mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi saksi untuk mengingat peristiwa.
  • Harus memahami prinsip-prinsip dasar psikologi memori dan bagaimana menerapkannya dalam wawancara.

Peran Saksi dalam Wawancara Kognitif

  • Memberikan narasi lengkap tentang peristiwa yang disaksikan.
  • Menjawab pertanyaan dengan jujur dan terperinci.
  • Mengingat kembali peristiwa dengan bantuan teknik-teknik yang diajarkan oleh pewawancara

Where - Anissa Nurul Rokhimah
Where - Anissa Nurul Rokhimah

Wawancara Kognitif Dilakukan

  • Lokasi Wawancara: Biasanya di lingkungan yang tenang dan bebas gangguan untuk memastikan saksi dapat mengingat dan memberikan informasi dengan baik. Tempat yang ideal adalah ruang wawancara yang terisolasi dari suara dan distraksi lainnya.
  • Pengaturan Ruangan: Ruangan harus diatur sedemikian rupa sehingga saksi merasa nyaman dan tidak terintimidasi. Pengaturan ini mencakup pencahayaan yang baik, tempat duduk yang nyaman, dan suasana yang mendukung keterbukaan.

Aspek-Aspek Penting Lokasi Wawancara

  • Privasi: Lokasi harus memastikan privasi saksi untuk mendorong keterbukaan.
  • Kenyamanan: Ruangan harus memiliki ventilasi yang baik, suhu yang nyaman, dan kursi yang mendukung.
  • Minim Gangguan: Pastikan tidak ada gangguan eksternal seperti suara keras atau interupsi selama wawancara berlangsung.

When - Anissa Nurul Rokhimah
When - Anissa Nurul Rokhimah

Waktu Dilakukannya Wawancaran Kognitif

  • Waktu yang Tepat: Idealnya, wawancara kognitif dilakukan secepat mungkin setelah peristiwa terjadi untuk meminimalkan hilangnya memori. Namun, perlu juga mempertimbangkan kondisi emosional dan fisik saksi.
  • Durasi Wawancara: Durasi wawancara dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas peristiwa yang diingat, namun harus cukup lama untuk memungkinkan penggalian detail. Wawancara sebaiknya tidak terlalu panjang agar saksi tidak merasa lelah dan kehilangan konsentrasi.

Pertimbangan Waktu dalam Wawancara Kognitif

  • Kesiapan Saksi: Pastikan saksi dalam kondisi mental dan fisik yang baik sebelum wawancara dimulai.
  • Fleksibilitas: Pewawancara harus siap untuk menyesuaikan durasi wawancara berdasarkan kebutuhan saksi dan kompleksitas peristiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun