Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tanggal 11 Juli sampai 10 Agustus 2022. Berdasarkan tema yang kami dapatkan yaitu "Desa infrastruktur dan inovasi sesuai kebutuhan'' Kelompok 09 melakukan kegiatan KKN di kelurahan Gegerkalong, kecamatan sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Yang dilaksanakan dibawah pembimbing lapangan Ibu Dr. Rita Maryana, M.Pd.
Minyak Jelantah adalah minyak limbah yang berasal dari jenis minyak goreng yang sudah digunakan. Minyak jelantah tidak termasuk kategori limbah B3 dan tidak termasuk sampah. Tetapi minyak jelantah dianggap sebagai limbah. Limbah adalah bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah merupakan sisa produksi, baik dari alam maupun hasil kegiatan manusia. Minyak jelantah yang dipanaskan akan melepaskan konsentrasi Aldehida yang lebih tinggi, bahan kimia beracun yang berpotensi memicu penyakit kronis, seperti: Kanker. Penyakit jantung. Alzheimer. Membuang minyak jelantah sembarangan akan menimbulkan berbagai masalah seperti penyumbatan pipa. Ini karena percampuran minyak bekas yang baru dituang dengan tanah di saluran drainase dapat berpotensi menyumbat saluran.
Banyaknya masyarakat yang masih menggunakan minyak jelantrah secara terus menerus dan membuangnya ke saluran air atau tanah. Maka perlu diadakannya sosialisasi pembaharuan minyak jelantrah menjadi sabun cuci piring. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Sosialisasi kelompok 09 dilaksanakan dikelurahan Gegerkalong, kecamatan sukasari RW 1, pada hari jumat, 05 Agustus 2022 di youthspace.
Sosialisasi ini dihadiri 30 anak-anak dari masyarakat gegerkalong. kelompok 09 telah menyiapkan bahan-bahan untuk daur ulang diantaranya minyak jelantrah, soda api, air, pengaduk (sendok), mangkuk, dan cetakan. kegiatan demontrasi dimulai dengan membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 2 mentor yang bertugas membantu dan menjaga anak-anak agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pemateri menjelaskan cara-cara pembuatan sabun dan diikuti oleh anak-anak.Â
Pertama tuangkan air kedalam wadah campurkan soda api setelah itu aduk secara perlahan sampai larut, saat pengadukan akan ada reaksi air menjadi panas setelah itu aduk terus sampai agak dingin.Â
Saat air sudah tidak terlalu panas campurkan minyak dan aduk Kembali sampai mengental, Ketika sudah mengental bisa ditambahkan pewarna makanan dan pewangi sabun, setelah itu sudah bisa di cetak. Sabun ini bisa digunakan saat sudah mengeras jadi harus menunggu beberapa waktu. Agar bau minyak pada sabun mengilang sabun harus didiamkan terlebih dahulu kurang lebih 3 minggu. Sabun ini hanya bisa digunakan untuk mencuci piring dan mencuci tangan tidak dianjurkan digunakan untuk mandi. Setiap anak diperbolehkan membawa hasil eksperimen pembuatan sabun dari minyak jelantrah yang telah dibuat.
Kegiatan sosialisasi pemberdayaan masyarakat berbasis SDGs ini diapresiasi oleh Bapak Agung Pranata, S.Sos. selaku ketua RW o1 kelurahan Gegerkalong. Beliau berpendapat "Kuliah kerja nyata itu mahasiswa yang menjadi pemateri dan pengisi kegiatannya. Kelompok 09 ini sudah mengaplikasikannya kepada masyarakat Gegerkalong. Saya bangga dengan mahasiswa kelompok 09.''
Dengan adanya kegiatan ini anak-anak diharapkan mendapatkan ilmu dan bisa mengaplikasikannya dirumah maupun dimasyarakat sekitar untuk mengurangi limbah lingkungan.
Ditulis oleh Anissa Nur Anggraeni (22), Mahasiswa Program Studi Pendidikan kepelatihan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia, kelompok 09 dengan Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Dr. Rita Maryana, M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H