Mohon tunggu...
A. Anindita
A. Anindita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Perempuan dua puluhan, menulis secara amatiran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Minum Teh Bersama Aaron

7 November 2015   20:03 Diperbarui: 7 November 2015   20:03 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

A. Anindita No. 28

 

“Tak ada yang bilang bila bermain itu buruk, tak ada juga yang bilang bila bekerja itu buruk, namun suatu hal menjadi buruk saat dilakukan berlebihan.”

Aaron si kelinci memiliki seorang teman dekat yaitu, Bea kelinci yang manis. Bermain catur, pergi memancing, atau sekedar minum teh bersama sering mereka lakukan bersama. Banyak waktu-waktu menyenangkan yang telah mereka lewati tiap tahunnya. Terlebih diam-diam Bea dan Aaron juga sama-sama saling menyukai selain sebagai teman.

Suatu hari, Aaron merasa rumahnya sudah tak nyaman untuk ditempati. Ia merasa kesal tiap kali musim hujan, atap rumahnya bocor. Dinding rumahnya pun mulai kusam. Hasil bekerjanya menanam sayuran di kebun tak cukup untuk memperbaiki rumahnya. Aaron mulai memikirkan beberapa pekerjaan tambahan yang mungkin dapat ia lakukan.

Beberapa hari kemudian, ia mendengar kabar bila nyonya Anne membutuhkan pekerja untuk membersihkan kastilnya. Tentu saja ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Jadilah ia bekerja pada nyonya Anne, dari matahari belum terbit hingga siang hari. Pekerjaannya mengelap perabotan, menyapu, hingga menyikat lantai. Setelah pulang dari kastil nyonya Anne, ia bergegas ke kebunnya. Ia terus bekerja hingga hari gelap. Begitu setiap hari.

Setelah beberapa bulan, upah dari nyonya Anne yang ia kumpulkan cukup lumayan, ditambah hasil panen kebunnya. Uang tersebut sebenarnya sudah cukup untuk memperbaiki rumahnya. Namun pikiran lain mulai mengusik pikirannya, ia tak sekedar ingin memperbaiki rumahnya, namun menginginkan rumah yang lebih bagus dan lebih besar!

Terbayang dalam benaknya rumah di ujung danau yang begitu indah dan terasa cocok dengan keinginannya. Rumah itu cukup jauh dari sini, namun ia pernah melihatnya saat berkunjung ke rumah sepupunya di daerah itu, dan ia langsung menyukainya. Keinginannya tersebut membuat ia menambah keras kerjanya. Upah dari nyonya Anne digunakannya membeli beberapa jenis bibit baru untuk ditanam dan peralatan berkebun baru. Bahkan setelah pekerjaannya di pagi, dan siang hari, malamnya ia merajut baju hangat untuk musim dingin yang sebentar lagi tiba.

Bea beberapa kali mengunjungi rumah Aaron di siang hari, tetapi tentu saja ia tak pernah bertemu dengan Aaron. Akhirnya ia pergi ke kebun Aaron, dan mendapati Aaron yang tengah sibuk bekerja. Aaron tak ingin menghentikan pekerjaannya bahkan untuk mengobrol sebentar saja dengan Bea. Bea merasa kecewa, namun ia memutuskan untuk pulang saja dan berkunjung di lain waktu.

Beberapa hari kemudian, Bea kembali mengunjungi Aaron, namun kali ini pada malam hari. Ia membawa papan catur baru dengan bidak yang terbuat dari kayu, dan tak sabar untuk mengajak Aaron bermain dengannya.

Tak disangka, Aaron malah membentaknya dan mengusirnya karena menganggunya bekerja. Aaron mengatakan ia tidak punya waktu untuk bermain dan menyuruh Bea kembali saat ia sedang tidak sibuk. Bea begitu sedih dan meninggalkan temannya itu sambil menangis.

Dalam pikiran Aaron, tak ada tempat lagi untuk hal selain bekerja. Apa salahnya bekerja itu hal baik, aku berada di jalan yang benar, begitu pikirnya. Ia terus melakukan semua pekerjaannya, melakukan apa saja agar ia terus mendapat uang. Hingga uangnya lebih dari cukup untuk membeli rumah yang ia inginkan.

Terlintas di pikirannya untuk memberi tahu Bea mengenai kepindahannya, namun urung dilakukan karena ia sudah tak sabar untuk menempati rumahnya yang baru. Lebih baik sekalian saja ia mengundang nanti dan menjadi kejutan untuk Bea.

Rumahnya begitu sesuai dengan keinginannya, ditambah perabotan baru yang telah ia beli. Sebulan kemudian, ia mengirim surat kepada Bea, untuk mengundangnya minum teh minggu depan di rumah barunya. Selain itu, Aaron yang merasa sudah mapan dan memang menyukai Bea sejak lama berniat untuk melamar temannya itu.

Tibalah pada hari yang telah ditentukan. Ia menyiapkan earl grey tea, dengan kue-kue manis yaitu raisin scone, chocolate muffin, dan tart buah yang disusun pada nampan lapis tinggi. Tak lupa dengan satu set teko teh porselen barunya, serta cincin emas yang berkilau sebagai kejutan, ini akan menjadi acara minum teh terbaik yang pernah ia lakukan.

Namun hingga malam hari, Bea tak kunjung datang. Hal ini membuat Aaron bingung, tidurnya tak nyenyak. Mungkinkah Bea marah dan tak mau bertemu dengannya lagi.

Pagi harinya ia pergi ke rumah Bea. Tetapi rumah itu kosong. Lantas ia pergi ke rumah bibi Landak yang ada di samping rumah Bea. Bibi Landak nampak heran, mengapa ia tidak tahu kalau Bea sudah menikah dan pindah ke daerah lain beberapa minggu lalu.

Aaron langsung pucat, dan teringat malam itu ia mengusir Bea. Ia kembali pulang ke rumahnya. Suatu hal yang ternyata lebih berharga dari sekedar benda mati berkilau yang ia miliki sekarang, telah hilang. Bahkan sebelum ia sempat menyadari. Tak ada waktu yang dapat ditebus dengan uangnya sekarang.

Ia kembali melihat ke arah satu set teko teh porselen miliknya, dan ke sekeliling ruangan besar beserta semua isinya. Bahkan setelah yakin bahwa benda-benda itu telah memenuhi ruangannya, semua terasa sia-sia.

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun