Mohon tunggu...
A. Anindita
A. Anindita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Perempuan dua puluhan, menulis secara amatiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Makan Malam Terakhir

25 Oktober 2014   23:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:44 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita berdua di meja yang sama

Berdua menghidang masing-masing hati

Berdua menuang penyalahan hangat

-

Rasa gurat nyeri saling bersinggungan

Pisau mengoles basah dari kuncup mataku,

bisakah kau tahu?

-

Sebab telah kuperingatkan

Maka jangan main-main dengan garpumu sayang

Kita tidak pernah tahu siapa yang akan terluka

-

Karena terlambat untuk mencegah

Kini garpunya telah tertancap

persis di hati kita berdua

Maka, tak maukah kau menyesap luka kita yang terakhir?

-

A. Anindita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun