Mohon tunggu...
Anissa Luthfiyah
Anissa Luthfiyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan STKIP ARRAHMANIYAH

Sebagai tugas Ujian Akhir Semester Genap (UAS) Program Studi Magister Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan STKIP ARRAHMANIYAH

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asesmen Nasional: Apakah Menggantikan Ujian Nasional?

14 Juli 2024   14:14 Diperbarui: 14 Juli 2024   14:37 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didalam dunia Pendidikan terdapat tiga rangkaian pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan ketiganya saling berkaitan erat dalam proses capaian dan hasil belajar siswa. Hal tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Sejak tahun 2020 pemerintah sudah mulai menghapuskan program Ujian Nasional pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Sebagai gantinya akan dilaksanakan Asesmen Nasional.

Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang selayaknya menjadi tujuan utama sekolah, yaitu pengembangan kompetensi dan karakter murid (Asrijanty, 2020). Asesmen Nasional adalah bagian dari inisiatif merdeka belajar yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Merdeka belajar bertujuan untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada murid dan guru. Asesmen Nasional ini dilakukan berbasis komputer sehingga disebut ANBK.

Adapun tujuan dari Asesmen Nasional adalah mendorong sekolah melakukan perbaikan dalam pembelajaran. Ini mencakup perbaikan interaksi di ruang kelas, interaksi antara guru dan murid, dan pengembangan kompetensi guru. Fokus pada proses asesmen nasional lebih pada proses pembelajaran daripada sekadar mengukur hasil akhir, tujuannya adalah untuk memotret proses pembelajaran, apakah guru dan siswa sudah mengembangkan kemampuan yang diharapkan. Salah satu tujuan utama asesmen nasional adalah untuk mengukur kualitas sekolah secara komprehensif. Hal ini mencakup apakah lingkungan belajar di sekolah sudah mumpuni.

Asesmen Nasional mempunyai tiga komponen yaitu :

(1) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.

(2) Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid pada enam aspek Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan berkebinekaan global.

(3) Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah seperti iklim keamanan, iklim inklusivitas dan kebinekaan serta kualitas pembelajaran pada satuan pendidikan.

Asesment Nasional dapat berlangsung apabila ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung. Pada saat pelaksanaannya sekolah harus menyediakan fasilitas seperti Komputer, laptop, dan koneksi internet yang stabil agar pada saat Asesmen nasional berlangsung computer atau laptop yang digunakan peserta didik dan proctor selalu terhubung dengan server pusat.

Untuk mencapai nilai maksimal pada Asesmen Nasional peserta didik harus mempunyai literasi yang tinggi.

Asesmen nasional menggantikan ujian nasional yang telah lama digunakan. Ini dilakukan untuk mengatasi kritik terhadap ujian nasional yang dianggap kurang mampu mengukur kemampuan siswa secara komprehensif. Asesmen nasional diharapkan membawa perubahan positif dalam pendidikan Indonesia, dengan lebih menekankan pengembangan karakter, kreativitas, dan kemampuan berpikir. Persiapan dan implementasi asesmen nasional melibatkan berbagai aspek teknis dan koordinasi dengan sekolah dan daerah, yang menjadi faktor penting dalam keberhasilannya. Dengan demikian, asesmen nasional merupakan tonggak penting dalam transformasi pendidikan Indonesia menuju perubahan positif, dengan penekanan pada kemerdekaan belajar, perbaikan proses pembelajaran, dan pengembangan kualitas sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun