Mohon tunggu...
khaerul umam
khaerul umam Mohon Tunggu... Mahasiswa - frelencerr

Saya adalah mahasiswa Program Studi Informatika di Universitas Dian Nusantara. Saya memiliki minat yang kuat dalam pengembangan perangkat lunak, analisis data, dan teknologi informasi. Saya berkomitmen untuk mengembangkan keterampilan teknis dan pengetahuan akademis yang akan mendukung karir saya di bidang teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penantian dalam Sepi

11 Juni 2024   08:21 Diperbarui: 11 Juni 2024   08:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepian senja ku terdiam,
Menyaksikan bayanganmu yang perlahan menghilang.
Dalam hati ada rindu yang terpendam,
Namun cinta kita kini harus terpisah jalan.

Kita pernah melukis mimpi di langit,
Merangkai janji dalam bisikan lembut.
Namun takdir berkata berbeda,
Kekasihku kini diikat dengan janji lain yang mutlak.

Bukan karena cinta yang pudar,
Bukan pula hati yang berkhianat.
Hanya karena restu dan aturan,
Yang memisahkan kita tanpa belas kasihan.

Aku hanya bisa menatap dari jauh,
Menitipkan doa pada angin yang berlalu.
Meski hati ini terasa pilu,
Aku tetap berharap kau bahagia selalu.

Di dalam sunyi aku tetap setia,
Menyimpan cinta yang tak pernah reda.
Meski tak terbalas, meski tak bersama,
Kasih ini akan selalu ada, selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun