Kala senja mulai merangkak di ufuk barat,
Rumah-rumah desa berdiri dalam hening yang hangat,
Atap genting merah berkilauan disapa cahaya,
Orang-orang duduk di serambi, menikmati senja.
Sawah hijau terhampar luas, subur dan damai,
Petani pulang dari ladang dengan senyum yang sampai,
Langkah mereka ringan, hati penuh syukur,
Hasil bumi menari dalam bakul, memancarkan senandung makmur.
Gunung megah berdiri, saksi bisu sejarah,
Menjulang tinggi, kokoh dalam senyap yang ramah,
Mengawasi desa dari kejauhan yang agung,
Di kaki gunung, alam berbisik dengan lagu yang merundung.
Rembulan perlahan turun di balik bukit,
Cahayanya lembut, sinari desa dalam lirih,
Kilauan putihnya menyapa sawah dan pepohonan,
Mengantar malam datang dengan sejuknya kedamaian.
Langit berubah warna, jingga dan ungu berbaur,
Menyelimuti desa dengan selimut senja yang syahdu,
Keheningan malam mulai merangkak perlahan,
Menutup hari dengan harmoni, senandung senja nan permai.
Puisi ini menggambarkan keindahan dan kedamaian desa saat senja, dengan elemen rumah, orang, sawah, gunung, dan rembulan yang terbenam, memberikan suasana yang hangat dan menenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H