Mohon tunggu...
khaerul umam
khaerul umam Mohon Tunggu... Mahasiswa - frelencerr

Saya adalah mahasiswa Program Studi Informatika di Universitas Dian Nusantara. Saya memiliki minat yang kuat dalam pengembangan perangkat lunak, analisis data, dan teknologi informasi. Saya berkomitmen untuk mengembangkan keterampilan teknis dan pengetahuan akademis yang akan mendukung karir saya di bidang teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Senja di Desa

19 Mei 2024   19:05 Diperbarui: 23 Mei 2024   14:13 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

you tube

**Senandung Senja di Desa**

Kala senja mulai merangkak di ufuk barat,

Rumah-rumah desa berdiri dalam hening yang hangat,

Atap genting merah berkilauan disapa cahaya,

Orang-orang duduk di serambi, menikmati senja.

Sawah hijau terhampar luas, subur dan damai,

Petani pulang dari ladang dengan senyum yang sampai,

Langkah mereka ringan, hati penuh syukur,

Hasil bumi menari dalam bakul, memancarkan senandung makmur.

Gunung megah berdiri, saksi bisu sejarah,

Menjulang tinggi, kokoh dalam senyap yang ramah,

Mengawasi desa dari kejauhan yang agung,

Di kaki gunung, alam berbisik dengan lagu yang merundung.

Rembulan perlahan turun di balik bukit,

Cahayanya lembut, sinari desa dalam lirih,

Kilauan putihnya menyapa sawah dan pepohonan,

Mengantar malam datang dengan sejuknya kedamaian.

Langit berubah warna, jingga dan ungu berbaur,

Menyelimuti desa dengan selimut senja yang syahdu,

Keheningan malam mulai merangkak perlahan,

Menutup hari dengan harmoni, senandung senja nan permai.

Puisi ini menggambarkan keindahan dan kedamaian desa saat senja, dengan elemen rumah, orang, sawah, gunung, dan rembulan yang terbenam, memberikan suasana yang hangat dan menenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun