Mohon tunggu...
Anis R
Anis R Mohon Tunggu... Guru - Guru

Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Trenggalek

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Calon Guru Penggerak

17 Juni 2023   08:32 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:37 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa yang saya alami dalam 2 minggu ini salah satunya adalah Lokakarya 5 bersama rekan-rekan CGP dari Kabupaten Trenggalek di SMPN 3 Trenggalek tanggal 4 Juni 2023. Saat lokakarya saya berkolaborasi dengan rekan kelas 132 B dan 2 kelompok lain. Kegiatan diawali dengan kegiatan mindfulness sambil mendengarkan music agar suasana lebih tenang dan bisa fokus. Kegiatan selanjutnya adalah mereview materi inquiry apresiatif dengan tahapan BAGJA, kemudian pengajar praktik memandu kami untuk menuliskan prakarsa perubahan program yang berdampak positif bagi murid dan menyusunnya di rumusan BAGJA. Dilanjutkan dengan presentasi kemudian mendapat umpan balik dari sesame rekan CGP. Kemudian kami diminta untuk menyiapkan pendampingan individu dimana saya diminta melakukan diskusi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, dan perwakilan siswa untuk menemukan dan mendiskusikan modal/ aset yang dimiliki sekolah untuk dikembangkan secara maksimal untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Beberapa hari setelah lokakarya 5 saya melaksanakan aksi nyata modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Aksi nyata ini saya lakukan dengan kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan, murid, dan komite sekolah. Dalam sesi diskusi kami menyadari bahwa sekolah kami memiliki aset yang bisa dioptimalkan daya gunanya. Melalui diskusi ini kami juga memetakan sumber daya atau modal yang dimiliki meliputi modal manusia, modal social, modal fisik, modal lingkungan alam, modal politik, modal agama dan budaya, serta modal finansial.

Dalam sesi diskusi ini saya menemukan hambatan dimana peserta diskusi terbiasa berfokus pada kekurangan yang ada di sekolah sehingga melupakan kelebihan yang dimiliki. Oleh karena itu, saya mencoba memaparkan tentang pendekatan berbasis aset dan mengajak mereka memetakan modal/ aset yang dimiliki sekolah bersama-sama.

Perasaan saya pada tahap ini adalah bahagia, bersyukur, dan masih semangat dalam menjalani hari- hari di sekolah. Di waktu- waktu ini saya harus lebih pandai mengatur waktu karena bersamaan dengan kegiatan kelulusan siswa dan penilaian akhir semester. Saya harus tetap sehat dan bisa membagi waktu agar semua kegiatan berjalan maksimal. Mengingat saat awal memulai pendidikan guru penggerak saya merasa kesulitan dan merasa terbebani, namun ketika sudah sampai tahap ini saya sangat bersyukur dan mengucap hamdalah karena bisa menjalaninya.

Hal- hal positif yang saya pelajari adalah cara berkomunikasi dan berkolaborasi yang baik dengan komunitas yang ada di sekolah. Sekarang saya mulai mudah berbagi dan berdiskusi tentang visi sekolah di masa depan untuk lebih mempertimbangkan suara, pilihan, dan kepemilikan murid dalam pengambilan keputusan. Hal ini bertujuan agar murid mampu mengambil kendali dalam berbagai program/ kegiatan pembelajaran sekolah dalam hal menentukan cara belajar, bahan, sumber dan media belajar, produk hasil belajar, dan bagaimana mereka mengelola lingkungan kelasnya. Peran dan keterlibatan murid dalam berbagai program/ kegiatan pembelajaran sekolah dapat berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat. Untuk menumbuhkan student agency atau kepemimpinan murid kita bisa melibatkan komunitas dengan mengadakan sosialisasi dan diskusi tentang konsep kepemimpinan murid secara aktif dan kolaboratif.

Kedepannya saya akan mencoba dan belajar memfasilitasi murid dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakannya, dan melakukan penilaiannya. Saya juga akan melibatkan murid dalam menentukan program- program sekolah yang diminati murid, agar mereka lebih bersemangat dan merasa memiliki karena mereka sudah meyakini dan menentukan sendiri. Hal konkrit yang bisa saya lakukan untuk mewujudkan kepemimpinan murid adalah melibatkan mereka dalam penyusunan program- program sekolah dengan memberikan kesempatan untuk menyampaikan suara, pilihan, dan tanggung jawab (kepemilikan). Tentu saja rencana ini tidak akan berjalan maksimal tanpa partisipasi aktif seluruh komunitas sekolah, oleh karena itu saya juga harus lebih proaktif untuk menjalin kerjasama dan kolaborasi dalam mewujudkan program yang berdampak positif bagi murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun