Sekolah sebagai ekosistem pendidikan adalah sebuah bentuk interaksi antara factor biotik (murid, kepala sekolah, guru, staf, pengawas, orang tua, masyarakat, dinas terkait, pemerintah daerah) dan abiotic (keuangan, sarana dan prasarana, lingkungan alam). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga bisa menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Sumberdaya tersebut jika diolah dengan tepat maka dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Pada modul ini kita mempelajari 2 pendekatan yang digunakan untuk mengelola sumberdaya di sekolah, yaitu pendekatan berbasis asset/ kekuatan (asset-based approach) dan pendekatan berbasis kekurangan/ masalah (deficit-based approach). Berdasarkan pendekatan ini kita memandang sekolah sebagai asset/ kekuatan atau sebagai kekurangan/ masalah. Pendekatan berbasis asset memusatkan perhatian pada apa yang berjalan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Sedangkan pendekatan berbasisi kekurangan/ masalah memusatkan perhatian pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik.
Pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development) yang dikenal dengan istilah Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan dan mendukung komunitas untuk bisa memberdayakan asset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari asset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang mampu menjadikan sumberdaya yang ada disekitarnya menjadi bermanfaat dan digunakan sebagai hal positif untuk menunjang proses pembelajaran.
Sekolah sebagai komunitas dapat memanfaatkan pendekatan komunitas berbasis asset untuk mengelola sumberdaya yang dimilikinya. Green dan Haines (2016) memetakan 7 aset utama sebagai modal utama menemukenali sumberdaya yang bisa menjadi asset sekolah yaitu modal manusia, modal social, modal fisik, modal politik, modal lingkungan/ alam, modal agama/ budaya, dan modal finansial.
Sekolah adalah komunitas dimana factor biotik (murid, kepala sekolah, guru, staf, pengawas, orang tua, masyarakat, dinas terkait, pemerintah daerah) dan factor abiotic (keuangan, sarana dan prasarana, lingkungan alam) berinteraksi. Factor-faktor biotik akan saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Factor- factor abiotic pun juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Dari beberapa sumberdaya yang ada di sekolah tersebut jika dikelola secara tepat akan sangat membantu proses pembelajaran murid, diantaranya:
- Modal manusia
Kepala sekolah yang Kreatif dan mampu menggerakkan komunitas sekolah.
Guru yang berijazah minimal S1, Bersertifikasi Profesi, Profesional dan Melek IT
Staf Tata Usaha meliputi: Operator Sekolah, Pustakawan, Laboran, Penjaga Sekolah/Petugas Kebersihan yang kompeten.
Murid yang mempunyai semangat belajar yang tinggi.
Wali murid dan warga lingkungan yang suportif dan kolaboratif
- Modal social