Fitur Pelatihan Mandiri memberikan referensi materi tentang cara menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berpusat kepada peserta didik sehingga pendidik dapat mengelola pembelajaran yang lebih humanis dan menyadari peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan coach ketika di dalam kelas. Selain fitur Pelatihan Mandiri, terdapat fitur Asesmen yang menampilkan berbagai macam asesmen yang telah diunggah oleh teman guru dari berbagai tingkat pendidikan mulai Fase Fondasi hingga Fase F. Apabila pendidik membutuhkan referensi bahan ajar, modul ajar, modul projek, dan buku teks dalam Kurikulum Merdeka, dapat mengakses fitur Perangkat Ajar di PMM.
Pasca belajar mandiri melalui PMM, penulis sebagai seorang pendidik menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda sehingga terciptalah pembelajaran berdiferensiasi yang dapat memfasilitasi perbedaan gaya belajar dan minat bakat. Penulis membuat modul ajar tentang sejarah lokal yang mengutamakan karakteristik peserta didik sehingga hasil karya peserta didik beraneka ragam.
2) Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik terkait karakter dan keteladanan. Seorang pendidik harus memiliki kemampuan untuk mengarahkan peserta didik agar senantiasa melakukan kebaikan. PMM menyediakan materi dalam fitur Pelatihan Mandiri tentang budaya disiplin positif, tiga dosa besar pendidikan (perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual) dan refleksi diri.
Sebagai contoh dari salah satu materi tentang tiga dosa besar pendidikan (perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual), penulis lebih menyadari bahwa kelas bahkan sekolah harus menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi peserta didik. Pendidik harus memiliki kepekaan terhadap kondisi setiap peserta didik, bukan hanya fokus pada perkembangan kognitif namun mampu memahami perkembangan psikis yang seringkali peserta didik tunjukkan di kelas.
Penulis melakukan edukasi kepada peserta didik sebagai salah satu langkah antisipasi tiga dosa besar pendidikan (perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual).
Kegiatan edukasi dilakukan saat awal tahun ajaran baru terutama bagi peserta didik Fase E yang secara emosional peralihan dari SMP ke SMA. Penulis mengolah materi tentang pencegahan perundungan dan intoleransi yang disesuaikan dengan perkembangan psikologis peserta didik “Siapa Kita? Agen Perubahan, Anti Perundungan.”
Setelah menerima materi edukasi, penulis meminta peserta didik untuk menuliskan refleksi tentang bagaimana perasaan dan tanggapan mereka dengan adanya perundungan dan intoleransi.