Mohon tunggu...
Anis Nasrudin
Anis Nasrudin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Jernih

Pendidikan bahasa sastra dan indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Karakter Siswa melalui Pembelajaran Sastra

7 Januari 2023   12:42 Diperbarui: 7 Januari 2023   12:58 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Sastra berperan sangat penting dalam membentuk karakter siswa. Hal ini disebabkan karena karya sastra memiliki nilai hidup dan keindahan yang berkaitan langsung dengan pembentukan karakter siswa. Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 mei 2010, presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi mencanangkan "pendidikan karakter". Fenomena yang mengemukan dan terjadi dalam situasi sekarang ini sudah semakin merambah ke masyarakat luas, termasuk dalam kategori pendidikan, budaya asing semakin sering ditemukan dari pada budaya Indonesia. Hal ini bersimpangan dengan budaya asing. 

Kurangnya percaya diri dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (secara kontekstual), mengakibatkan pemakaian bahasa asing semakin tinggi. Ini adalah salah satu ajaran buruk yang diterima mengenai sikap berbahasa. 

Maka, sangatlah tepat jika Bapak Proklamator Indonesia mengatakan jika pembangunan karakter bangsa Indonesia harus diprioritaskan. Hal ini berkaitan dengan pengertian sastra menurut Fananie(2000:6)yang berpijak pada pendapat Mukorovsky pengertian sastra berdasarkan aspek bahasa dan estetika makna. Yakni makna sastra sebagai hasil dari luapan emosi yang spontan menggunakan aspek kebahasaan maupun aspek makna. 

Sebagai sarana untuk mengajar bahasa digunakan untuk menyampaikan ajaran, Atau mengarahkan, memberi petunjuk sebagai alat untuk pengajaran yang telah diseleksi, dipilih dan tersusun secara indah. Lalu, bagaimana peran sastra dalam pembentukan karakter siswa? 

Pendidikan karakter adalah suatu proses penanaman nilai-nilai kepada siswa untuk mencukupi komponen pengetahuan atas kesadaran untuk melaksanakan nilai tersebut, baik terhadap Tuhan, sesama manusia, lingkungan maupun secara berkebangsaan. 

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengajarkan bagaimana berfikir dan berperilaku dengan arah berlandaskan budaya maupun citra sekolah. 

Sasaran pendidikan karakter ialah seluruh anggota yang terlibat. Pendidikan karakter diharapkan bisa mengarah pada pencapaian dan akhlak secara terpadu dan sesuai dengan kompetensi kelulusan.

Terkait peran sastra dalam pembelajaran bagi peserta didik, diungkapkan Tarigan (1995:10) bahwa sastra sangat berperan penting dalam pendidikan, (1)perkembangan bahasa, (2)perkembangan kognitif, (3)perkembangan kepribadian, dan(4) perkembangan sosial. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan berbahasa anak didik, seperti di SMA Institut Indonesia yang memperagakan sesuatu yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya didalam maupun luar kelas berupa membacakan hikayat dan puisi, memiliki pikiran dan perasaan yang terbuka karena jiwanya mengalami pembersihan, hasil dari pada luapan ekspresi yang membebani perasaan dan pikiran. Nilai konstruksi Struktur mengandung nilai yang dapat membimbing peserta didik menjadi manusia yang baik. 

Langkah berikutnya adalah pendidik memonitor serta mengarahkan Siswa dalam proses pembacaan puisi, mengarah pada nilai positif yang terkandung serta pendidik membebaskan siswa untuk mencari, menemukan, serta Menyimpulkan. Jika pendidik menemukan nilai positif yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari, maka pendidikan dapat ditempuh melalui jalan perasaan, semangat dan pandangan siswa dalam bentuk kreativitas menulis dan bermain drama. Siswa dibimbing mengelola emosi, perasaan, ide serta gagasan untuk diinternalisasi dalam diri kemudian dituangkan ke dalam teks yang saling berkaitan dengan kehidupan dan pendidikan karakter untuk mengambil  yang tepat sesuai dengan kehidupan manusia secara berkualitas dalam maupun luar kelas. 

Sebuah karya sastra dapat membangkitkan emosi siswa, mental, dalam membawakan atau berperan dalam sebuah lakon. Akting membutuhkan semua aspek kecerdasan yang unggul, spiritual yang harus dipahami oleh aktor atau orang yang berdeklamasi dalam membawakan sebuah karakter atas kehendak penulis naskah. Kecerdasan emosional dan spiritual merupakan perasaan yang terlibat dalam naskah, disisi lain bisa mengembangkan kepribadian positif dan Akting atau orang yang deklarasi bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan kepekaan terhadap teks yang bisa di terapkan di kehidupan nyata dengan menggunakan nilai positif sebagai siswa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun