Mohon tunggu...
Anis Murzil
Anis Murzil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Organisator

Selanjutnya

Tutup

Humor

Jangan Komentari Tulisan Ini

18 Desember 2024   05:11 Diperbarui: 18 Desember 2024   05:11 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang di tulisan yang seharusnya tidak kamu komentari! Iya, kamu---yang sudah siap-siap jari-jarimu beraksi di kolom komentar. Tahan dulu! Baca sampai habis, karena tulisan ini bisa jadi membuatmu terjebak dalam sebuah dilema yang luar biasa: apakah kamu akan mengikuti perintah atau melawan hasrat alami manusia untuk berkomentar?

Jadi begini ya....

Sebagai pembuka, saya ingin memberi tahu bahwa menulis ini adalah eksperimen sosial yang penuh dengan risiko. Boleh jadi, kamu merasa tergoda untuk menulis komentar penuh pujian, atau mungkin kritik pedas tentang betapa "absurd"-nya tulisan ini. 

Tapi, ingat! Jangan! Saya sudah memberi peringatan sejak awal. Kalau kamu nekat juga, kamu hanya akan membuktikan bahwa tidak ada yang bisa menahan godaan untuk ikut campur dalam segala hal, bahkan yang sebenarnya tidak perlu dicampuri.

Pasti kamu sudah paham kan?. Kalau masih belum, saya jelaskan lagi.

Kenapa saya bilang jangan komen? Karena komentar itu, seperti selfie yang tidak pernah diunggah, sering kali lebih banyak merusak daripada memperbaiki. 

Coba lah diingat-ingat lagi, berapa banyak komentar yang sebenarnya cuma bikin kamu tambah bingung, atau malah merasa 'oh no, ini dunia kok kayak gini amat ya?' Mungkin kamu cuma ingin meluapkan emosi sesaat, tapi tenang, tulisan ini tidak akan menambah beban hidupmu kok... atau malah iya? Siapa tahu.

Nah, sampai disini pasti gak ada yang bingung.

Trus, saya lanjut ya... ada yang lebih gawat dari sekadar komentar: komentar yang terjebak dalam loop---komentar yang dibalas dengan komentar, yang lalu dibalas lagi, dan seterusnya, sampai lupa kenapa mulai komentar tadi. 

Jadi, mari kita buat dunia ini sedikit lebih tenang dengan tidak memberi masukan apapun. Iya, tidak ada yang perlu diperbaiki di sini. Tidak perlu saran, kritik, atau bahkan kata-kata "haha" atau "wkwk" yang terkesan sok asyik.

Sekarang, jika kamu masih merasa ingin menulis sesuatu di kolom komentar, coba renungkan sejenak. Apakah itu benar-benar perlu? Apakah hidupmu akan berubah jika menulis "mantap" atau "gokil"? 

Atau apakah kamu hanya sekadar ingin memberi tahu dunia bahwa kamu ada? Tidak ada yang salah dengan itu, kok. Tapi, kalau bisa, mari coba satu hari tanpa komentar. Dunia ini akan terasa lebih hening---dan mungkin lebih lucu, kalau kamu pikir-pikir lagi.

Jadi, selamat menikmati tulisan ini tanpa merasa perlu berkomentar. Anggap saja kamu sudah berbuat baik untuk dunia maya dengan tidak ikut meramaikan kolom komentar yang sebenarnya sudah terlalu penuh ini. 

Sebagai penutup, saya ingin berkata: terima kasih sudah tidak mengomentari tulisan ini. Kamu luar biasa!

Jika kamu harus berkomentar, saya juga harus berterimakasih... Selamat Bahagia....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun