Mohon tunggu...
Anis Mawardi
Anis Mawardi Mohon Tunggu... Guru - GURU SMK

Saya seorang guru SMK bidang Agribisnis Ternak mengajar di Kabupaten Buol Sulawesi Tengah. Saya memiliki hobi mengajar. Saat sore hari sepulang sekolah saya mengajar anak SD bahasa Inggris dan Bahasa Arab, setelah magrib saya mengajar membaca Al Qur'an di Masjid Desa Mooyong.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

13 Agustus 2024   03:04 Diperbarui: 13 Agustus 2024   03:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Pribadi

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara, terutama melalui konsep "Pratap Triloka," memiliki relevansi yang mendalam dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pratap Triloka adalah prinsip kepemimpinan yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara yang terdiri dari tiga elemen utama: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Ketiga prinsip ini dapat diterapkan dalam konteks pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin dalam dunia pendidikan dan di berbagai bidang lainnya.

1. Ing Ngarsa Sung Tuladha (Di Depan Memberi Teladan)

  • Makna Filosofis: Sebagai pemimpin, Anda diharapkan untuk menjadi teladan yang baik bagi orang lain. Ini berarti setiap keputusan yang Anda buat harus mencerminkan nilai-nilai dan etika yang ingin Anda tanamkan dalam organisasi atau komunitas yang Anda pimpin.
  • Penerapan dalam Pengambilan Keputusan: Ketika Anda membuat keputusan, Anda harus mempertimbangkan dampaknya pada orang lain dan memastikan bahwa keputusan tersebut selaras dengan prinsip-prinsip yang ingin Anda teladankan. Misalnya, dalam situasi di sekolah, jika Anda ingin mendorong kejujuran, Anda harus menunjukkan kejujuran dalam keputusan Anda, bahkan dalam situasi yang sulit.

2. Ing Madya Mangun Karsa (Di Tengah Membangun Semangat)

  • Makna Filosofis: Sebagai pemimpin, Anda juga harus berperan aktif di tengah-tengah kelompok yang Anda pimpin, membangun semangat, dan mendorong partisipasi. Ini melibatkan pengambilan keputusan yang memberdayakan orang lain dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam proses tersebut.
  • Penerapan dalam Pengambilan Keputusan: Dalam pengambilan keputusan, penting untuk melibatkan tim atau komunitas Anda, mendengarkan masukan mereka, dan membuat keputusan yang membangun semangat kolektif. Misalnya, ketika menentukan kebijakan baru di sekolah, melibatkan guru dan siswa dalam proses diskusi dapat membantu menciptakan keputusan yang lebih diterima dan didukung oleh semua pihak.

3. Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberi Dorongan)

  • Makna Filosofis: Sebagai pemimpin, Anda juga harus mampu memberikan dorongan dan dukungan dari belakang. Ini berarti Anda harus membuat keputusan yang memungkinkan orang lain berkembang dan mencapai potensi mereka, sambil memberikan bimbingan ketika diperlukan.
  • Penerapan dalam Pengambilan Keputusan: Dalam konteks pengambilan keputusan, ini berarti memberikan ruang bagi orang lain untuk mengambil inisiatif dan membuat keputusan mereka sendiri, dengan Anda berada di belakang sebagai penunjang. Contoh penerapannya di sekolah bisa berupa memberi siswa atau guru kebebasan untuk merancang proyek mereka sendiri, sementara Anda menyediakan dukungan dan bimbingan jika dibutuhkan.

Kaitan dengan Penerapan Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin:

  • Keseimbangan dalam Peran Kepemimpinan: Filosofi Pratap Triloka menekankan bahwa seorang pemimpin harus mampu menyeimbangkan berbagai peran---kadang-kadang berada di depan sebagai teladan, di tengah sebagai motivator, dan di belakang sebagai pendukung. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan keseimbangan ini, agar keputusan yang diambil tidak hanya tepat waktu tetapi juga diterima dan didukung oleh semua pihak yang terlibat.
  • Keputusan yang Mengedepankan Kemanusiaan: Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa kepemimpinan tidak hanya tentang memberikan perintah tetapi juga tentang memahami dan mendukung perkembangan individu-individu dalam komunitas. Keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip ini cenderung lebih humanis dan lebih mendukung pertumbuhan kolektif.
  • Mendorong Inovasi dan Kreativitas: Dengan berada di tengah dan di belakang, seorang pemimpin yang mengikuti prinsip Pratap Triloka dapat mendorong inovasi dan kreativitas dalam pengambilan keputusan. Ini penting dalam dunia pendidikan, di mana guru dan siswa perlu merasa didukung untuk bereksperimen dan mengembangkan ide-ide baru.
  • Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Moral dan Etika: Pengambilan keputusan yang selaras dengan filosofi Pratap Triloka juga mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai moral dan etika, yang sangat penting dalam membangun kepercayaan dan kredibilitas sebagai pemimpin. Keputusan-keputusan ini tidak hanya berdampak pada hasil yang langsung terlihat, tetapi juga pada pembentukan karakter dan budaya dalam organisasi atau komunitas yang dipimpin.

Secara keseluruhan, filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memberikan kerangka kerja yang kuat bagi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan. Ini menekankan pentingnya keseimbangan antara memberikan teladan, membangun semangat, dan memberikan dukungan, semuanya dilakukan dengan tujuan utama untuk memajukan dan memberdayakan orang-orang yang dipimpin.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prinsip-prinsip yang kita terapkan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam konteks pendidikan seperti yang dipelajari dalam Modul Guru Penggerak. Berikut adalah bagaimana nilai-nilai tersebut memengaruhi prinsip-prinsip pengambilan keputusan:

1. Nilai Sebagai LSaya san dalam Pengambilan Keputusan

  • Integritas dan Kejujuran: Jika nilai integritas dan kejujuran sudah tertanam kuat dalam diri kita, maka setiap keputusan yang kita buat akan didasarkan pada prinsip-prinsip ini. Dalam modul Guru Penggerak, Saya diajarkan untuk selalu mempertimbangkan kejujuran dan transparansi dalam segala keputusan yang Saya buat, baik dalam hal pengelolaan kelas, evaluasi siswa, maupun dalam interaksi dengan kolega.
  • Empati dan Kepedulian: Nilai empati akan mendorong Saya untuk membuat keputusan yang mempertimbangkan perasaan dan kebutuhan orang lain. Dalam konteks pendidikan, ini berarti Saya akan lebih cenderung membuat keputusan yang mendukung kesejahteraan siswa, memberikan perhatian khusus kepada mereka yang membutuhkan bantuan, dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
  • Keadilan: Nilai keadilan akan memastikan bahwa keputusan yang Saya ambil adil bagi semua pihak yang terlibat. Dalam modul Guru Penggerak, Saya mungkin diajarkan untuk tidak membeda-bedakan siswa dan selalu memberikan perlakuan yang adil, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam evaluasi.

2. Nilai Memandu Prinsip dalam Beradaptasi dengan Tantangan

  • Fleksibilitas dan Ketahanan: Jika Saya menghargai nilai fleksibilitas dan ketahanan, Saya akan cenderung membuat keputusan yang memungkinkan adaptasi terhadap situasi yang berubah. Dalam Modul Guru Penggerak, prinsip ini mungkin diterapkan dalam menghadapi tantangan di kelas, seperti perbedaan kebutuhan belajar siswa, di mana Saya dituntut untuk fleksibel dan kreatif dalam pendekatan Saya .
  • Keberanian untuk Berinovasi: Nilai inovasi dan kreativitas akan mendorong Saya untuk membuat keputusan yang berani dan mencoba pendekatan baru dalam pengajaran. Modul Guru Penggerak mendorong Saya untuk berpikir kritis dan mencoba metode pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan keterlibatan siswa.

3. Nilai-Nilai Membangun Prinsip Kolaborasi

  • Kebersamaan dan Kerjasama: Jika nilai kebersamaan dan kerjasama penting bagi Saya , maka prinsip yang Saya pegang dalam pengambilan keputusan akan cenderung melibatkan partisipasi dari semua pihak terkait. Dalam Modul Guru Penggerak, Saya mungkin belajar pentingnya kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan komunitas dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
  • Kepercayaan dan Rasa Hormat: Nilai kepercayaan dan rasa hormat akan membentuk prinsip untuk selalu menghargai pendapat dan kontribusi orang lain dalam pengambilan keputusan. Ini tercermin dalam bagaimana Saya menghormati suara siswa dan kolega dalam proses pembuatan kebijakan atau dalam perencanaan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun