Pak Dahlan telah berhasil mencitrakan diri sebagai sosok yang "berani membela hak-haknya" dan itulah sosok ideal bagi warga urban yang memiliki mental ekspresif. Namun, apakah tindakan tersebut semata-mata sebuah tindakan spontan atau pencitraan?
Dalam wacana tentang Alaf Media Ketiga, acara debat Reagan itu sering diajukan sebagai contoh upaya pencitraan yang berhasil. Tim sukses Reagan mengakui, lama setelah acara debat itu berlalu, bahwa tindakan ekspresif Reagan itu memang disengaja.
Timing-nya direncanakan dengan detail dan Reagan, yang terbiasa dengan akting, mampu menjalankan rencana itu dengan tepat. Segalanya sesuai rencana: citranya sebagai seorang pemberani terbentuk dengan jelas dan publik pemilih memberikan respon yang diharapkan: suara bagi Reagan.
Pak Dahlan, saya tidak tahu apakah Anda merencanakan tindakan itu jauh sebelumnya atau melakukannya secara spontan on the spot pada saat melihat antrean di jalan tol itu. Tapi Bapak telah mendapatkan simpati publik -- sebagai seorang menteri -- dengan memanfaatkan kekuatan media.
Kira-kira bagaimana ya kalau mengikuti Reagan -- RI 1?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H