Hal terakhir ini menarik, anak muda millenial tidak terlalu menyukai bicara politik. Walau begitu, diam-diam mereka menaruh perhatian seputar Pilpres dan Pemilu. Â Riset CSIS menunjukkan bagaimana anak-anak muda itu memberikan penilaian positif terhadap partai-partai pilihannya termasuk tokoh-tokoh idolanya di Pilpres. Artinya, anak muda millenial sesungguhnya tidaklah berjarak terlampau jauh dengan politik, mereka mengakses dan memahami politik, hanya saja tidak ingin berkubang pada pembicaraan politik yang dianggapnya terlalu serius dan rumit.
Apa pun itu, generasi millenial adalah generasi harapan. Mereka optimis melihat masa depan kebangsaan. Sikap politiknya tidak vulgar, tetapi dari karakter sosialnya, mereka cenderung kritis dan berhati-hati dalam memilih. Sampai di sini, teranglah sudah kalau pemilih millenial adalah generasi pemimpi yang memiliki ilusi berbeda dengan generasi lainnya.
Para Caleg seperti Aminah dan lainnya harus lebih kreatif lagi lah mengolah model-model kampanye dan isu apa yang relevan menggaet minat politik pemilih muda ini. Setidaknya ada differensiasi yang menunjukkan bahwa ia memang dapat mewakili imajinasi dan impian orang-orang muda. Kedua, diperlukan kreativitas lebih. Tidak sekadar ikut arus hanya karena berada pada musim gagah-gagahan berfose sebagai politikus!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H