Mohon tunggu...
Anis Kurniawan
Anis Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis, berjumpa dan berkolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa yang Bakal Terdepak dari Istana?

31 Januari 2015   08:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:03 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, Presiden Jokowi sedang mencoba menempuh jalan yang paling tepat. Pertama dengan mencoba memastikan bahwa seluruh keputusan-keputusan politiknya bersifat "murni" tanpa tekanan. Dan bersumber dari pertimbangan publik. Penunjukan Tim 9 dalam menengahi konflik KPK vs Polri menjadi bukti nyata bagaimana Jokowi sedang menyampaikan suatu pesan bahwa kelak keputusannya tidak mewakili "kepentingan" orang-orang di belakangnya. Terutama bukan atas tekanan dari Segitiga Maut (Kalla, Mega, Paloh, alias KMP).

Pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo juga bisa ditafsirkan punya agenda tersembunyi. Bisa jadi seperti dugaan publik bahwa Jokowi akan meminta perlindungan dari KMP, sebagai alternatif lain bila terjadi perlawanan dari KIH lantaran keputusan politik Jokowi yang bakal melawan kehendak partai pengusung. Kita tunggu saja, tentu dengan rasa was-was, apakah benar akan ada yang terdepak dari istana? Apakah Jokowi? Atau kah Pak Presiden harus mengorbankan seseorang, dari KPK, Polri, menteri atau siapa, kita sulit menduga-duga untuk perihal ini.

Sebab masih ada satu kemungkinan lagi yang jauh lebih ngeri-ngeri sedap yakni bila kegaduhan di istana justru bagian dari serangan diam-diam dari pasukan Koalisi Merah Putih, musuh bebuyutan yang kini menyerang dengan strategi yang lebih mumpuni? Begitu kata salah seorang dari warga yang berdiskusi di kompleks dekat rumah saya.

langit kabut bertanda hujan lebat sebentar lagi membubarkan diskusi meriah sore itu. "Besok akan kemana lagi tema diskusi mereka yah," heee, saya bergumam sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun