Di luar, kulihat beberapa ekor ayam bersama beberapa ekor burung dara tengah mematuk-matuk pakan mereka. Di susul dengan Xiau Huang dan kawan-kawan yang berlari ke sisi jalan. Berhenti di tepi pohon bunga bugenvil untuk merebahkan diri. Aku hanya memandang mereka, cukup dengan memandang atau sesekali berbicara kepada para binatang itu, sudah merupakan sebuah hiburan. Sebab pada apa lagi, aku di tengah hutan.Â
Manusia-manusia di sekelilingku, mereka terlalu berambisi pada kesibukan mereka. Aku sepi, setiap hari. Beginilah aku di sini. Beginilah caraku memutar otak agar memunculkan beberapa ide. Setiap hari begini, berputar-putar tanpa henti. Indah sekali bukan?
Aku kembali menunduk, berfokus pada tulisan. Tepat pukul 04:00, akhirnya selesai. Aku berhasil mencipta sebuah tulisan. Â Tulisan ini tentu saja.
"Xiau Huang, terima kasih sudah menjadi temanku," ucapku sembari mengelus kepala Xiau Huang yang terus mengendus di bawah kakiku sekembalinya dari tepian jalan.
Kaohsiung, 13 Maret 2019
Oleh: Ani Siti Rohani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H