"Usia kandunganmu sudah berapa bulan, Maryam?" tanya Minah kepada Maryam saat tengah berkumpul.
Setiap hari minggu, beberapa wanita dewasa memang rutin mengadakan acara mengaji. Mereka bergilir membaca Al-Quran. Pun bergilir dari rumah ke rumah para anggota. Mereka saling berlomba mengkhatamkan. Kegiatan yang terlihat bagus.Â
Namun, siapa menyangka di sela-sela itu beberapa kebiasaan buruk menyelinap. Salah satunya adalah bergunjing. Ya, kebiasaan itu seperti menjadi momok menakutkan bagi Maryam. Entah sejak kapan, ia selalu merasa mual ketika teman-temannya mulai ribut menggunjingkan orang. Baik menggunjingkan artis, salah satu teman atau siapa pun.
"Alhamdulillah sudah dua bulan, Mbak," balas Maryam sambil tersenyum.
Ia memegangi perutnya yang masih belum kentara. Bahagia, tentu saja. Maryam menikah tiga bulan yang lalu, beruntung sekali dengan cepat ia diberi kepercayaan untuk mengandung anak pertamanya itu.
"Kamu beruntung, Maryam. Coba lihat itu Marni, dia menikah sudah empat tahun tapi sampai sekarang masih belum juga dikasih anak sama gusti Allah. Mungkin dia memang mandul," ucap Minah, berbisik di bagian kalimat terakhir. Melirik Marni yang duduk agak jauh dari mereka. Tepat di samping pintu masuk.
"Tidak Mbak Minah, Marni mungkin memang belum diberi kepercayaan saja," balas Maryam menyanggah ucapan Minah.
"Dia itu memang mandul, Maryam. Kamu ini tidak percayaan," balas Minah memasang tampang kecut.
Tetiba Maryam merasa pusing. Perutnya pun mual. Wajahnya berubah pucat. Dia bosan mendapati keadaan seperti ini. Tidak, dia tidak perlu merasa bosan sebab ini bawaan bayi. Dia tengah mengidam.
"Kamu kenapa, Maryam? Mual lagi?" tanya Minah melihat keadaan Maryam.
Maryam hanya mengangguk. Tangan kirinya memegangi perut, sementara tangan kanannya menutup mulut. Pusing yang dirasa semakin hebat. Maryam merasa tidak kuat. Ingin beranjak dari tempat yang tetiba membuatnya merasa pengap.