Rasa asing kerap kali hampiri tiba-tiba. Mengundang rasa kesepian, hingga ciptakan kenyataan seolah diri ini hanya berdiri sendiri. Bahkan sampai buat dada sesak karena berat yang menyelimuti hati. Ingin berhenti, tapi keadaan tidak mengizinkan. Ingat, semesta ada untuk orang kuat, katanya.Â
 Banyak yang mengatakan "wajar kok. Paling juga lagi capek. Istirahat aja dulu, nanti juga balik lagi." Mungkin benar jika semuanya ada karena rasa lelah. Hiruk pikuk semesta yang makin tak main-main, hingga paksa buat punggung ini selalu tegak. Terlintas dalam benak suatu pertanyaan. Apakah diri ini sebatas lelah karena menghadapi permain semesta yang tak karuan ini? Atau diri ini lelah karena harus berpura-pura untuk menang dalam permainan semesta?Â
Berdiri di antara sepi yang mencekam dan ramai yang mencekik, tentu membuat diri lelah. Terlebih lagi kala hadapi hening yang riuh dan riuh yang hening. Membuat kepala benar-benar ingin meledak. Terlalu banyak hal-hal yang berputar, hingga buat diri ini pusing dibuatnya. Semua kebisingan yang berebut untuk didengar dan sepi yang ingin dipeluk. Membuat diri mencari-cari di mana posisi diri yang sesuai.
Ah, entahlah. Barangkali nanti langkah ini yang akan bawa diri pada tujuan. Atau haruskah diri yang membawa langkah pada tujuan?