Mohon tunggu...
Anis Febriyanti
Anis Febriyanti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Teknologi terhadap Suku Dayak Kearifan Lokal Tari Jonggan

29 Februari 2024   11:59 Diperbarui: 29 Februari 2024   12:00 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anis Febriyanti 

12 IPS 

 Suku Dayak merupakan kelompok asli penduduk di pulau Kalimantan, Indonesia. Suku Dayak tersebar di lima provinsi Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Berdasarkan data dari sensus penduduk, Suku Dayak memiliki jumlah hingga mencapai 3.400.000 jiwa. Suku Dayak sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia maupun mancanegara. Hal ini dikarenakan Suku Dayak memiliki beragam kebudayaan yang unik, mulai dari rumah adat, tarian, pakaian, dan senjata tradisional.

 Asal-usul nama Suku Dayak diberikan oleh penjajah Belanda yang saat itu menempati pulau Kalimantan karena sedang melakukan ekspansi di pulau Borneo. Suku Dayak sendiri merupakan sebuah suku pedalaman yang tinggal di dekat aliran sungai di hutan. Oleh karena itu, banyak penduduk Suku Dayak yang memiliki mata pencarian sebagai nelayan di hulu sungai untuk mencari bahan baku makanan.

Kultur Suku Dayak (Tari Jonggan)

 Adat istiadat atau kultur merupakan tata kelakuan turun-temurun dan kekal dari generasi satu ke generasi lainnya sebagai warisan, sehingga integrasinya kuat terkait dengan pola perilaku masyarakat. Salah satu kebudayaan Dayak adalah seni tari Jonggan yang berasal dari Sengah Termila Kabupaten Landak.

 Tari Jonggan memiliki gerakan yang menggambarkan ungkapan rasa syukur kepada Jubata dan suka cita masyarakat yang dilimpahkan dalam tarian. Jonggan merupakan tari pergaulan dalam masyarakat Dayak Kanayatn yang berjenis tari rakyat dan berfungsi sebagai hiburan yang dinyanyikan dengan gaya berpantun, dinyanyikan dengan bergantian agar tidak kelelahan. Menurut saya Tarian Jonggan ini sangat unik dan dapat menarik perhatian para penonton di setiap gerakannya.

 Mengenai sejarah berdiri seni tari hiburan Jonggan tidak ada data tertulis yang peneliti dapatkan tetapi peneliti mendapatkan informan dan bukti-bukti peninggalan seperti, foto kuburan penari Jonggan pertama, pendiri Jonggan pertama, keluarga penari pertama, dan keluarga pendiri Jonggan. keinginan orang-orang Dayak Kanayatn untuk membuat seni tari hiburan yang dapat dinikmati semua orang dan sesuai dengan etika masyarakat, sehingga dibentuklah kesenian tari hiburan Jonggan oleh Suratn yang akrab dipanggil dengan sebutan Pak Kamis sekitar tahun 1940-an.

 Kebudayaan suku Dayak pada masa kini mengalami pergeseran hingga nyaris mengalami krisis kebudayaan yang diakibatkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar. Kebudayaan Jonggan mengalami pergeseran nilai budaya, disebabkan oleh dua faktor, pertama berasal dari dalam yaitu pendukungnya sendiri, dan yang kedua adalah penyebab dari luar lingkungan masyarakat, penyebab perubahan kebudayaan dari luar inilah yang sangat menentukan adanya perkembangan Jonggan dalam masyarakat Dayak Kanayatn. Dengan adanya perkembangan ini akan terlihat apakah perkembangan kebudayaan Jonggan kearah yang negatif atau positif.

 Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) memberikan dampak positif untuk akulturasi kebudayaan. Penataan suara pertunjukan Jonggan menggunakan satu set peralatan sound system terdiri dari, amplifier dan mixer, equalizer, surround,dan speaker. Tidak hanya itu adanya pengaruh teknologi yang berkembang saat ini tari jonggan dapat terekspost di dunia digital bahkan orang bisa mengenal dan melihat pertunjukan tarian jonggan, dengan adanya hal seperti itu akan menambah daya Tarik wistawan untuk mengenal bahkan mendalami tarian jonggan tersebut. 

 Tantangan integrasi teknologi dalam tarian yaitu salah satu tantangan utama untuk menciptakan keseimbangan yang tepat antara penggunaan teknologi dan mempertahankan keaslian Tari Jonggan. Terlalu banyak mengadopsi teknologi dapat merusak esensi dan keaslian tarian tradisional. Oleh karena itu penting untuk mempertimbangkan dengan hati bagaimana teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan, bukan menggantikan, pengalaman dan makna dari Tari Jonggan.

 Kearifan lokal seperti Tari Jonggan merupakan bagian dari integral dari identitas budaya Provinsi Kalimantan Barat yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Dalam menghadapi tantangan teknologi modern, penting bagi komunikasi lokal, seniman, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk bekerja sama dalam menciptakan strategi yang tepat untuk bekerja sama dalam menciptakan strategi yang tepat untuk mempromosikan, melestarikan, dan mengembangkan Tarian Jonggan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun