Tuhan memang senang bercanda
Candanya kadang menurut kita tak terkira
Kau tahu...
Baru saja kulajukan motor keluar rumah
untuk suatu perluÂ
Ya... masih saja panas sampai de pertigaan pertama
Ya... masih saja lalu lalang kendaraan dengan wajah sumringah
Tiba-tiba angin kencang
Daun-daun yang setia pada pohon
Gugur tiba-tiba, menghalangi pandang
Menjadi pemandangan mencekam
Wajah yang semula riang menjadi bimbang
Bagaimana jemuran yang belum sempat kering
: Ah, baru saja kukeluarkan...
Bagaimana para pedagang yang sedari pagi
belum mendapatkan pembeli ...
: Semoga hujan ini penuh berkah.
Tuhan memang senang bercanda dengan kita
Ketika manusia merasa tua seperti kita
sibuk dengan urusan dunia
Bagaimana dengan anak-anak...
Anak-anak dengan jiwanya
Anak-anak dengan dunianya
Ia menikmati hujan dengan suka cita
Bermain kejar-kejaran di lapangan
Tak peduli ibunya tak sabar menunggu
: Dasar bocah, ibu sudah basah kuyup di bawah pohon keres
Berjibaku dengan kuyup dan canda tawa
Tuhan memang senang bercanda
Kala hujan terus menderai
Anak-anak makin bahagia
Meski jam pulang telah lewat sedari tadiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H