Mohon tunggu...
Anisa Zahrowani
Anisa Zahrowani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tingkatkan Branding Desa Kotakan, Situbondo! Mahasiswa KKN 216 UNEJ Mengupayakan Topeng Kerte Sebagai Aset Kebudayaan Desa

20 Agustus 2024   21:14 Diperbarui: 22 Agustus 2024   09:53 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situbondo, Agustus 2024 – Topeng Kerte adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang berasal dari Situbondo, Jawa Timur, Indonesia. Topeng ini biasanya digunakan dalam pertunjukan seni wayang orang. Topeng Kerte memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari topeng-topeng lain, baik dari segi bentuk maupun pola hiasannya akan disesuaikan dengan karakter pelakon wayang. Pertunjukan Topeng Kerte seringkali menggambarkan cerita-cerita rakyat dan legenda lokal, serta mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang penting bagi masyarakat setempat.

Asal – muasal Topeng Kerte Situbondo, yaitu dibawa oleh Dalang Wayang Topeng Madura yang bernama Kerte. Penyebaran budaya Wayang Topeng oleh Kerte akhirnya membuat masyarakat menyebut kesenian ini dengan “Wayang Topeng Kerte”. Seiring waktu, Topeng Kerte akhirnya berkembang menjadi bagian penting dari identitas budaya Situbondo. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi leluhur. Hingga kini, Topeng Kerte masih sering dipentaskan dalam berbagai acara.

Desa Kotakan di Situbondo, Jawa Timur, adalah satu-satunya daerah yang masih memiliki pengrajin Topeng Kerte di Situbondo. Desa ini sebenarnya memiliki potensi untuk memiliki aset budaya paten, yaitu sebagai Tempat Produksi dan pelestarian Topeng Kerte. Kesenian tradisional ini memerlukan perhatian khusus agar bisa lebih dikenal luas. Sehingga Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 216 Universitas Jember (UNEJ) berinisiatif untuk mengangkat dan mempromosikan Topeng Kerte sebagai salah satu upaya meningkatkan branding desa. Pemilik rumah produksi Topeng Kerte ini adalah Bapak Samaudin, yang telah mendedikasikan dirinya dalam melestarikan seni tradisional ini.

Bapak Samaudin tidak hanya melestarikan seni pembuatan Topeng Kerte, tetapi juga membawa inovasi dalam bahan baku yang digunakan. Topeng Kerte buatannya terbuat dari bahan daur ulang seperti kertas bekas dan koran bekas, menjadikannya produk yang lebih ramah lingkungan. Dimana pada zaman dahulu, Topeng Kerte tebuat dari kayu, seperti kayu jati, atau kayu sengon. Upaya ini tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga membantu mengurangi limbah kertas, memberikan nilai tambah dari sisi lingkungan. Meski demikian, Bapak Samaudin menghadapi tantangan dalam pemasaran produk dan belum adanya hak cipta atas desain dan motif khas Topeng Kerte buatannya, yang mana penting untuk melindungi karya dan inovasinya.

sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi

Mahasiswa KKN 216 UNEJ mengangkat slogan untuk branding Desa yaitu “KOTAKAN: Karya Otentik Topeng, Aset Kebanggaan, Adat dan Nilai!” Untuk merealisasikan visi ini, mereka menginisiasi beberapa program. Pertama, mereka mengembangkan inovasi produk baru dengan tidak hanya menjual topeng jadi, tetapi juga menawarkan topeng polosan yang dapat dikreasikan sendiri oleh pembeli. Produk ini sudah dilengkapi dengan cat dan kuas lukis, memberikan kesempatan kepada pembeli untuk berkreasi dan menciptakan karya seni pribadi. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan nilai jual produk, tetapi juga menarik minat masyarakat yang gemar melukis dan merancang suvenir unik yang dapat dipersonalisasi.

Selain itu, mahasiswa KKN 216 UNEJ juga fokus pada digitalisasi pemasaran untuk memperluas jangkauan promosi Topeng Kerte. Mereka membuat akun e-commerce di marketplace Shopee dan memasang banner promosi, karena sebelumnya tidak ada banner atau plang di rumah produksi. Mereka juga membuat pin di Google Maps untuk memudahkan calon pembeli menemukan lokasi produksi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas produk dan mempermudah transaksi bagi pembeli dari berbagai daerah, sehingga Topeng Kerte dapat dikenal lebih luas.

Setelah selesainya program kerja tersebut, Bapak Samaudin menyampaikan, “Kami berterimakasih kepada KKN 216 UNEJ atas bantuannya. Kami berharap industri topeng akan lebih maju, dan industri topeng ini ada penerusnya di masa depan.” Pendapat Bapak Samaudin ini menegaskan harapannya terhadap masa depan industri Topeng Kerte dan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa KKN 216 UNEJ. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu Bapak Samaudin dan Desa Kotakan dalam meningkatkan branding serta mengangkat nilai budaya Topeng Kerte ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan adanya inovasi produk, dan digitalisasi pemasaran, potensi desa dalam bidang kebudayaan dapat lebih dikenal luas dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun