Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah mengungkapkan keprihatinan akan lonjakan drastis kasus Covid-19 yang tengah melanda Singapura. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Indonesia harus waspada terhadap kemungkinan kasus yang masuk dari negara tetangga tersebut. Menurutnya, dengan tingginya jumlah perjalanan lintas negara antara Indonesia dan Singapura, sudah pasti akan ada risiko penyebaran virus yang perlu diwaspadai.
Namun, Budi juga memberikan sedikit ketenangan dengan menyebut bahwa berdasarkan tinjauan awal terhadap varian yang beredar di Singapura, tingkat penularan dan fatalitasnya tergolong rendah. Dia percaya bahwa jika kasus tersebut merembet ke Indonesia, tidak akan menjadi ancaman serius. Alasan utamanya adalah sebagian besar masyarakat Indonesia telah divaksin, sehingga imunitas kelompok akan membantu menahan laju penyebaran.
Untuk mengantisipasi potensi masuknya varian baru, Budi menyampaikan bahwa pihaknya akan meningkatkan kegiatan surveilans. "Kita lihat, nanti saya akan review biasanya seminggu sekali kita lihat laporan apakah ada varian-varian baru," jelasnya.
Sementara itu, Budi juga mengajak masyarakat untuk tetap tenang. Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa meskipun Indonesia dan Singapura adalah tetangga, namun pola interaksi sosial di kedua negara berbeda. "Penduduk di Indonesia tidak terlalu berdekat-dekatan, jika dibandingkan dengan Singapura yang padat," ujarnya.
Namun, Budi menegaskan bahwa langkah antisipatif tetap diperlukan. Dia menyarankan agar setiap orang yang mengalami gejala seperti demam atau batuk, segera melakukan tes Covid-19, baik itu menggunakan metode rapid test maupun PCR. "Tes bisa rapid test, bisa PCR. Kan sekarang sudah banyak. Dan kalau positif ya istirahat," tambahnya.
Sebelumnya, Singapura telah melaporkan lonjakan kasus Covid-19 pada pertengahan Mei 2024. Diperkirakan bahwa jumlah kasus akan terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada akhir Juni 2024. Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mencatat bahwa terdapat peningkatan sebesar 90 persen dalam jumlah kasus dalam satu minggu, mencapai 25.900 kasus pada 5-11 Mei 2024, dari 13.700 kasus pekan sebelumnya.
Dengan situasi ini, langkah-langkah pencegahan yang ketat dan kerjasama antarnegara menjadi kunci untuk mengatasi potensi ancaman yang ditimbulkan oleh lonjakan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H