Mohon tunggu...
Nur Anisa Fitri
Nur Anisa Fitri Mohon Tunggu... Administrasi - copywriter

hai, saya anisa.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pecinta Kopi? Mari Ulik Sejarah Kopi di Dunia

17 April 2024   20:44 Diperbarui: 17 April 2024   20:51 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sejarah kopi/https://lifestyle.okezone.com/read/2017/08/25/298/1763253/okezone-week-end-mengenal-kopi-kopi-di-dunia-dari-kopi-arab-hingga-kopi-jamaika

Saat ini hampir semua kalangan menjadi pecinta kopi, maka tak heran jika saat ini hampir di seluruh bagian kota Indonesia banyak sekali pengusaha yang bergerak di bidang makanan dan minuman tertarik untuk beralih usaha membuka coffe shop. Dimana para penjual kopi saat ini banyak yang berlomba-lomba untuk membuat racikan kopi yang nikmat untuk di hidangkan untuk para konsumen. Selain rasa kopi yang nikmat biasanya para owner coffe shop ini juga akan menjual ke aestetic an dari tempat dan lingkungannya, karena ini juga merupakan daya tarik untuk para konsumen.

Namun tahukan kalian akan sejarah kopi ini sendiri? 

jika belum, mari kita bahas sejarah kopi yang sudah ada sangat lama.

Kopi sendiri awal mula nya di temukan di Afrika pada abad ke-15 pada sebuah kerajaan yang bernama Abyssinia, belum diketahui pasti siapa yang dapat mengelola biji kopi tersebut dijadikan minuman, namun kepopuleritasan kopi ini sendiri sangat cepat berkembang di Jazirah Arab. Menurut para ahli kopi sendiri berasal dari kata qahwa yang berasal dari arab, kata qahwa sendiri memiliki arti minuman yang mengandung biji tertentu yang di seduh menggunakan air panas yang membuat orang yang mengkonsumsi ,terasa lebih segar dan kuat. Kemudian kata qahwa sendiri diserap ke dalam berbagai bahasa di dunia. 

Setelah kopi naik daun tentu di Jazirah Arab, para pedangan di Arab memperkenalkan dagangannya yaitu kopi ke orang Eropa. Karena rasa nya yang nikmat, tentunya rasa dari kopi sendiri memiliki daya tarik tersendiri di kalangan orang Eropa, akhirnya kopi berkembang menjadi minuman olahan jadi yang di jual ke Eropa, karena saat itu benih dan biji kopi mentah masih dilarang untuk di perjual belikan oleh pemerintahan Jazirah Arab.

Namun demikian, walaupun sudah di larang keras oleh pemerintahan Jazirah Arab biji kopi mentah pun berhasil di selundupkan ke Eropa, namun usaha orang Eropa untuk menanam biji kopi tersebut pun gagal karena perbedaan iklim. Tak kunjung putus asa akhirnya orang Eropa pun membawa biji kopi tersebut ke daerah jajahanannya yang beriklim topris untuk menanam biji tersebut. Salah satu daerah yang dicoba yaitu VOC, dimana orang eropa membawa benih kopi dari Malabar dan akan di tanam di Batavia, di lahan milik Gubernur Jendral Willem van Outhoorn.

Setelah melakukan riset dan percobaan oleh para ahli Botani Belanda maka ditemukan bahwa mutu kopi yang di tanam di Batavia lebih baik daripada kebanyakan kopi di Eropa. Kemudian berkembanglah dengan cepat kopi di daerah jajahan VOC ini dan VOC pun mengembangkan perkebunan kopi di berbagai wilayah di Pulau Jawa, Pulau sumatra, Bali dan Sulawesi untuk mengimbangi permintaan kopi ini.

Kopi yang berasal dari tanah Jawa ini sempat di bawa oleh VOC ke pasar kopi Eropa dan Dunia bahkan sempat merajai pasar kopi selama lebih dari satu abad. Sangking terkenalnya para penggemar kopi menyebut kopi dengan sebutan Java (Jawa). Perkebunan kopi besar-besaran di pulai Jawa awal nya berada di daerah Semarang dan Kedu, kemudian ditambah dengan pembukaan lahan untuk perkebunan kopi di daerah Kediri dan Malang. Pada saat itu kopi yang di tanam merupakan jenis kopi Arabika.

kopi arabica dan kopi robusta
kopi arabica dan kopi robusta

 Namun sayangnya, pada akhir abad ke-19, hampir seluruh tanaman kopi di Indonesia di serang oleh hama penyakit karat daun, dengan cepat hama karat daun ini menyebar ke seluruh perkebunan kopi. Dampak dari penyakit karat daun ini yaitu banyak tanaman kopi yang mati sehingga menyebabkan banyak perkebunan kopi tutup, hanya tanaman kopi yang berada di dataran tinggi yang berhasil di selamatkan. 

Seiring berjalannya waktu, diperkenalkanlah jenis kopi yang berbeda yaitu kopi Robusta. Spesies ini lebih tahan terhadap serangan penyakit karat daun dan lebih mudah untuk perawatannya, walaupun rasa nya dan mutu yang dihasilkan tidak sebaik Arabika. Kopi Robusta dapat menggantikan posisi kopi Arabica menjadi raja kopi di Indonesia, dan yang kita ketahui lebih dari 90% kopi yang di hasilkan di Indonesia berjenis Robusta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun