Mohon tunggu...
ANISA VIYATA SUCI VIDIYAWATI
ANISA VIYATA SUCI VIDIYAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Opening Ceremony Youth Communication Day 2021: Hybrid Communication

23 Desember 2021   17:55 Diperbarui: 23 Desember 2021   18:22 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desember 2021- Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Program Studi Ilmu Komunikasi menyelenggarakan Opening Ceremony Youth Communication Day 2021 yang bekerja sama dengan 7 (tujuh) Universitas yang berada di bawah naungan Muhammadiyah. Kegiatan yang dihadiri oleh pemateri dari berbagai negara, seperti, Anton Yudhana, Ph.D. dari Universitas Ahmad Dahlan (Indonesia), Prof. Estrella Arroyo dari University of Sain Anthony (Philipines), Jessada Salathong, Ph.D. dari Faculty of Communications Arts, Chulalongkom University (Thailand), Dr. Kirti Dang-Longani dari Suryadatta Institute of Management and Mass Communication (India), dan Dr. Chujie dri Nanjing Normal University (China). Masing-masing pemateri membawakan materi yang berbeda tentunya untuk dibahas pada topik bahasan yakni "Hybrid Communication".

Salah satu pemateri, Jessada Salathong, Ph.D. (Jess) dari Faculty of Communications Arts, Chulalongkom University (Thailand) membahas tentang Communication Challenges in The Era of Hybrid ini fokus pada topik "Thailand's media landscape in disruptive era". Yang mana proses komunikasi yang terjadi di era sekarang ini sudah berubah, penerima sekarang tidak hanya penerima pasif tetapi penerima juga sebagai pengirim pada proses komunikasi yang sekarang terjadi komunikasi 2 (dua) arah. Yang membuat perubahan pada dekade terakhir ini adalah distruption (kekacauan). Sesuatu yang saya tangkap ialah kekacauan media ini berarti teknologi menggantikan tenaga konvensional, seperti halnya masyarakat era sekarang dapat melakukan apapun melalui smartphone, hal tersebut juga dijelaskan oleh Jess, bahwa di Thailand juga masyarakatnya banyak yg menggunakan smartphone untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ada contoh lain seperti AAI Generated News Anchor di China yang semua kinerjanya di kontrol oleh robot, jadi tidak perlu pembawa acara manusia lagi. 

Hal ini menuai pro dan kontra, banyak lahan pekerjaan hilang karna tergantikannya oleh teknologi yang semakin maju, disamping itu ada beberapa pihak yang diuntungkan. Ringkasnya Kekacauan Media dapat mempengaruhi gaya hidup dan cara konsumsi manusia terhadap media dan komunikasi. 

Dengan ini masyarakat seharusnya tidak hanya berpaku pada tren di sekitar kita saja, namun juga melihat tren dari berbagai penjuru dunia. Dan jika ingin membagikan sesuatu harus melihat dari konteks bukan hanya dari konten saja. Konteks yang seperti apa? Konteks yang seperti Global Citizen and Wokeism. Hal yang sangat penting sekarang ialah, literasi media. Objeknya apa saja? Objeknya bisa berupa akses, analisis, dan evaluasi.  

Artikel diatas merupakan ringkasan sekilas dari apa yang dibicarakan Jessada Salathong, Ph.D. dari Faculty of Communications Arts, Chulalongkom University (Thailand) dan opini saya pada kegiatan Opening Ceremony Youth Communications Day 2021. Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun