Mohon tunggu...
Anisa ul__
Anisa ul__ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dialog Antarbudaya dalam Islam Nusantara, Menggali Kearifan Lokal

15 Oktober 2024   18:10 Diperbarui: 15 Oktober 2024   18:51 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh karena itu, Islam Nusantara menjadi contoh bagaimana agama bisa menjadi kekuatan yang mendukung perdamaian dan toleransi, bukan sumber konflik dan perpecahan.

Meskipun Islam Nusantara telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam menciptakan harmoni antara agama dan budaya, tantangan tetap ada. Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah membawa masuk pengaruh-pengaruh dari luar, termasuk ajaran-ajaran Islam yang lebih radikal dari Timur Tengah. 

Beberapa kelompok di Indonesia telah mulai mengadopsi pandangan-pandangan ini, yang dapat mengancam keseimbangan antara agama dan budaya yang telah lama ada di Nusantara.

Di sisi lain, ada peluang besar bagi Islam Nusantara untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih luas pada dunia Islam. Dalam era di mana banyak negara Muslim mengalami ketegangan antara tradisi lokal dan tuntutan modernitas, Islam Nusantara bisa menjadi model bagaimana agama dapat tetap relevan dalam konteks lokal sambil menghadapi tantangan global.

 Dengan memperkuat dialog antar budaya dan menghargai kearifan lokal, Islam Nusantara bisa menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai tradisi dan budaya di dunia Islam.

Nah, Dialog antar budaya dalam Islam Nusantara bukan hanya soal menjaga tradisi, namun juga tentang bagaimana agama Islam dapat berkembang dengan cara yang inklusif dan moderat. 

Melalui penghargaan terhadap kearifan lokal, Islam Nusantara telah berhasil menciptakan sintesis yang harmonis antara ajaran Islam dan tradisi lokal yang beragam. Model ini menunjukkan bahwa keberagaman tidak harus dilihat sebagai ancaman, melainkan sebagai kekayaan yang dapat memperkaya penghayatan keagamaan dan memperkuat persaudaraan antar sesama manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun