Mohon tunggu...
Anisatuz Zakiyah
Anisatuz Zakiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah". - Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Mendidik Siswa Bertutur Kata Baik

1 Juni 2023   20:20 Diperbarui: 1 Juni 2023   20:16 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bismillahirrahmanirrahim...

Guru adalah tokoh yang diamanahi untuk mendidik serta membentuk karakter siswa. Peran guru ini sangat krusial bagi perkembangan karakter siswa, karena guru mengambil andil dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didiknya. Salah satu nilai yang perlu guru tanamkan pada peserta didiknya adalah menjaga tutur kata. 

Sadar atau tidak, pada zaman sekarang ini terkadang perkataan yang buruk sering kali dimaklumi. Padahal apa yang kita ucapkan atau katakan nantinya akan dimintai pertanggung jawaban diakhirat kelak. Jangan sampai karena tidak bisa menjaga ucapan kelak mempersulit jalan kita menuju surga. 

Mirisnya, kerap kali kita temukan sekolah-sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu di dalamnya masih terdapat tindak pencelaan, penghinaan serta ancaman yang mengarah pada perundingan verbal. Terkadang pun anak-anak yang saling melontarkan kalimat mengejek satu dengan yang lainnya dengan dalih 'hanya bercanda'. Lebih parahnya lingkungan sekitar pun memaklumkan hal tersebut. Padahal apa yang kita sudah ucapkan bisa menjadi doa. 

Untuk itu perlu adanya pemahaman terhadap siswa mengenai perbedaan antara kalimat candaan atau kalimat bullyan, karena terdapat kesenjangan atau perbedaan antara bullyan dan candaan. Jika dalam candaan kedua belah pihak akan tertawa, namun jika bullyan yang tertawa hanya satu pihak. 

 Dalam bercanda pun siswa harus dididik untuk tidak berlebihan dan menyinggung perasaan. Siswa harus diajarkan berperilaku bijak mengenai candaan yang dilontarkan. Apakah candaan tersebut menyinggung pihak lain atau tidak, karena ditakutkan akan menjadi penyesalan. Oleh karena itu sangat penting untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berkata. 

Selain itu apa yang dikatakan pun dapat menjadi doa. Jangan sampai kita bersikap sembrono dan berakhir termakan oleh kata-kata itu sendiri, karena sejatinya lidah merupakan pedang yang tak bertulang. Maka sangat penting untuk menjaga lisan. 

Berikut upaya-upaya yang dapat dilakukan guru dalam pembiasaan anak bertutur kata baik :
1. Pembiasaan berkata jujur
Menurut Muhammad Mustari, jujur adalah suatu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan perkerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain. Maka dapat pula dikatakan kejujuran adalah tonggak kebenaran.
2. Mengajarkan siswa untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berkata
Berpikir sebelum bertindak menurut Covey berarti segala tindakan yang Kita lakukan sudah pasti memiliki konsekuensi masing-masing, dan kita bertanggungjawab akan tindakan yang kita lakukan. Untuk itu, berpikir sebelum bertindak adalah sikap proaktif untuk menjadi pribadi yang sukses.
3. Memberikan contoh nyata dengan bertutur kata baik
Sebagai seorang yang diteladani, guru harus memberikan contoh dan teladan yang baik, bagi setiap peserta didiknya. Alangkah bijak jika guru dapat menerapkan apa yang diajarkan, agar siswa mendapat contoh nyata dari apa yang diajarkan oleh guru.
4. Mengajarkan siswa untuk diam sejenak ketika marah atau emosi
Ketika sedang marah atau emosi biasanya orang akan bersikap impulsif. Hal ini memungkinkan keluarnya kata-kata yang tidak seharusnya atau bahkan kata-kata yang menyakiti lawan bicaranya, untuk mengantisipasi hal tersebut diam dan menenangkan diri adalah solusi terbaik. Setelah tenang, maka pikiran akan menjadi lebih objektif.

Allah SWT berfirman dalam Q. S. Al-Isra ayat 23-24 :

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS: Al-Isra ayat 23-24).

Rasulullah SAW juga bersabda:

"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (H.R. al-Bukhari).

Lidah itu seperti racun, oleh karena itu kita harus sangat berhati-hati atas apa yang kita ucapkan. Jangan sampai nantinya menjadi penyesalan untuk diri kita sendiri. 

Terimakasih... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun