Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Cerpen | Kerinduan Membawa Bencana

9 April 2019   10:54 Diperbarui: 9 April 2019   11:03 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak diduga hari berikutnya pratama berangkat ke sekolah dengan mampir dulu ke tempat syahrani. pratama memperhatikan wajah kekasihnya dengan candaan." wiiih cantiknya bidadariku...sepulang sekolah aku mau ngajak jalan jalan, aku kenalkan sama orang tuaku ya?"..

Syahranipun kaget dan malu..karena cita-citanya masih ingin melanjutkan kuliahnya ke jenjang yang lebih tinggi.dia mengira bahwa ajakan pratama adalah benar. dia belum pernah berpikiran untuk menikah..tapi ajakan pratama membuat syahrani kepikiran terus. kemudian syahrani menjawab: maaf mas pratama aku ada janji sama temanku untuk menyelesaikan tugas kelompok ". 

"Oke..tapi setelah belajar kelompok saya jemput ya?..gak boleh nolak ya permaisuriku"..kata2 pratama memang penuh rayuan. itulah pratama si playboy kelas kakap... meskipun adik kelas tapi dalam merayu cewek pratama orang nomor satu yang bisa membuat hati syahrani luluh.padahal banyak laki- laki yang suka pada syahrani, ia menolaknya.

"Baiklah kalo gitu",,..tunggu aku jam 3 sore ya..di rumah saja. biar aku bisa ijin sama bapak dan ibuku. jawab syahrani

Lalu mereka berdua berangkat sekolah bareng..tapi pratama naik sepeda  motor sementara syahrani pingin jalan kaki saja karena jarak rumah dan sekolahan tidak jauh.

Sesampai di sekolahan syahrani masih bingung dengan perkataan pacarnya , apakah benar mas pratama ingin mengenalkan aku dengan orang tuanya..sehingga syahranipun tidak konsentrasi menerima pelajaran. gurunya sampai heran dengan sikap syahrani yang tidak biasanya seperti itu. syahrani!! panggilan gurunya tidak didengarkan sama sekali..gurunya memanggil lagi ; "syahrani , syahrani, syahrani,.." panggilan yang ketiga baru di dengar oleh syahrani. 

"ada apa  denganmu. dari tadi aku panggil panggil kok tidak di jawab. apa kau lagi sakit?" tanya pak guru

"oh iya. ..pak. maaf.  aku lagi kurang enak badan", jawab syahrani."kalo gitu kamu boleh istirahat dulu di ruang uks" sahut pak guru. "baiklah pak. terimakasih..jawab syahrani. begitu istirahat di ruang uks sebentar bel  pulang sudah berbunyi, diapun segera kembali ke kelas untuk mengambil tas dan menemui antok sebentar. kemudian mereka bertemu di rumah temannya lina. di sana antok meminta syahrani membawakan surat -surat yang dulu pernah ia berikan kepada syahrani dan meminta ia membaca isi surat satu persatu. karena begitu banyaknya ,syahrani hanya membaca beberapa surat..dalam hatinya dia merasa kasihan dengan perasaan temannya ini, tapi apalah dia seorang wanita yang sudah terlanjur jatuh cinta sama laki-laki lain. 

Lalu antok memintanya untuk membakar semua suratnya..dan dipegangnya surat itu. kemudian di tangan antok surat itu dibakar oleh syahrani. sambil berkata..maafkan aku antok yang selama ini tidak memperhatikan perasaanmu, maafkan aku yang selama ini tidak pernah membaca surat-suratmu, maafkan aku yang selama ini cuek terhadap cinta yang kau tujukan untukku. untuk semuanya aku benar-benar minta maaf. ku anggap dirimu selama ini sebagai saudaraku. jadi sejak hari ini aku ingin menjadi adik bukan dalam hal cinta tapi adik dalam hal persaudaraan.

Jawab antok" baiklah..kita sekarang sebagai kakak adik yang akan selalu menjaga dalam hal apapun. kesulitanmu akan aku bantu, kesedihanmu akan aku hibur dan kebahagiaanmu adalah kebahgiaanku juga. adikku..syahrani..meski aku mencintaimu dengan berharap bisa milikimu tapi sekarang aku ingin mencintaimu sebagai sahabat dan saudara. cinta memang tidak harus memiliki.

Begitu mulia pemikiran antok. meskipun sudah ditolak cintanya dia tetep sayang sama syahrani. kini mereka sebagai saudara yang akan menjaga hubungan kesetiaan dalam pesahabatan dan persaudaraan.  inilah sahabat sejatinya..syahrani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun