Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Cerpen | Kerinduan Membawa Bencana

9 April 2019   10:54 Diperbarui: 9 April 2019   11:03 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

antok:" kalo cuma teman dekat kenapa kok kaya mesra banget, makan sambil di suapi segala. sergap antok dengan nada agak tinggi..

syahrani: "memangnya apa masalahmu nanya2 hal seperti itu. mau mesra, mau disuapin atau mau apapun itu urusan kami. sana menjauh dari kami."

Merasa dibentak antok lalu pergi dari kantin dengan membiarkan perutnya kosong. antok ke kelas dengan perasaan kecewa dan diam seribu bahasa. 

Tak terasa bell masuk telah berbunyi..syahranipun masuk ke dalam kelas diantar oleh adik kelasnya pratama yang tidak lain adalah pacar baru yahrani.

Di dalam  kelas semua teman syahrani merasa heran. dan banyak yang bilang "cie cie..lagi jatuh cinta ya sang juara kita." syahranipun menjawabnya dengan malu malu.dan selalu tersenyum bahagia..

Diantara teman-teman syahranipun ikut merasakan kebahagiaan yang syahrani rasakan. terkecuali si antok. dia merasa sakit hati, lalu mengajak syahrani berbicara sebentar dan meyakinkan diri "apa benar  kalo pratama adik kelas kita sudah menjadi pacarmu" tanya antok. syahranipun tanpa malu-malu menjawab :" iya benar, bahwa kami sudah jadian kemarin malam saat kami kemah bersama". begitu terpukul perasaan antok mendengar jawaban syahrani yang tanpa basi basi itu. tak kuasa memendam rasa antokpun langsung pulang tanpa mengikuti jam pelajaran berikutnya..

Antok orang yang selama ini menyatakan cintanya, sejak kelas 1 SMA sampai kelas 3SMA , yang selalu memperhatikan gerak gerik syahrani dan bahkan dia selalu bersikap sabar terhadap sikap syahrani , kini merasa  sakit hati. 

Di hari berikutnya antok mengajak syahrani bertemu di suatu tempat dan menyatakan cintanya sekali lagi dengan nada melas, "dek rani , sedari dulu aku sudah mengutarakan perasaanku padamu, mengapa kau menolaknya". jawab  syahrani:" cinta itu datangnya tiba2 mas. aku juga tidak tahu kenapa aku bisa jatuh cinta sama adik kelasku, dan memang dari dulu aku tak memperhatikan surat surat yang kau kirimkan padaku, jadi aku tidak tahu perasaanmu. salah sendiri, kalo cinta itu jangan hanya lewat surat, tapi tunjukkan kebetanianmu".antok bertanya lagi: " berarti karena surat suratku yang selama ini ku kirim tidak pernah kau baca?". jawab syahrani:" iya mas antok. karena aku selalu sibuk dengan pelajaran dan juga tugas-tugasku di rumah dan di sekolahan. jadi setiap surat yang kau berikan padaku langsung aku kumpulkan . kalo  di rumah aku takut membacanya sebab ayah dan ibuku memberiku tugas untuk membantu kerjaan di rumah". 

Antok menangis..dan berkata.." dek coba bawa semua suratku ke hadapanku dan aku ingin kau membacanya di depanku, sekiranya kau memahami perasaanku bahwa aku suka padamu" , jika kau tak suka  mohon bakarlah". hati syahrani seketika itu kaget..melihat wajah teman belajarnya jadi merah dan ada setetes air mata yang jatuh di pipinya.."baiklah mas antok" jawab syahrani dengan suara lembut.

Sepulang dari sekolah syahrani memikirkan apa yang dikatakan antok yang dia anggap seperti saudara. dia tidak menyangka kalo ternyata perhatian yang selama ini dia berikan adalah sebuah cinta. cinta memang harus diungkapkan dengan kata kata tidak hanya di tulis dalam sebuah kertas yang belum tentu di baca oleh yang di cintanya.

Syahranipun termenung kasihan terhadap antok tapi apalah daya seorang syahrani. dia sudah terlanjur mengucapkan cinta pertamanya terhadap pratama . karena pratamalah orang pertama yang mengucapkan kata-kata indah kepadanya. kata-kata penuh rayuan dan pujian yang membuajantung syahrani berdetak kencang. akhirnya syahranipun memikirkan bahwa memang cintaku sudah terlanjur ku berikan sama yang lainnya..untuk itu maafkanlah aku antok. aku tak tahu kalo selama ini kau mencintaiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun