Mohon tunggu...
Anisatul Uyun
Anisatul Uyun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sekolah Daring Bikin Dating

23 November 2021   08:46 Diperbarui: 23 November 2021   16:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munculnya wabah Covid-19 di Indonesia yang berlangsung sejak awal bulan Maret 2020 ini sangat berdampak pada aspek kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan, tentu saja banyak upaya yang telah pemerintah lakukan, diantaranya adalah penerapan pembelajaran daring baik tingkat SD, SLTP, SLTA maupun Perguruan Tinggi.

Pembelajaran daring adalah suatu kegiatan pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan internet sebagai media dan alat penunjang lainnya seperti gadget dan laptop yang dibuat dan ditampilkan dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, audio atau tulisan oleh pihak intansi pendidikan. Seluruh pihak dari instansi pendidikan mempunyai peran penting guna terciptanya pembelajaran daring yang baik dan tepat tak terkecuali orang tua.

Memang repot sekali menjadi orang tua di masa pandemi ini. Orang tua dituntut untuk dapat membimbing, menerangkan materi kepada anak-anaknya, dimana tidak semua orang tua mumpuni dalam hal ini. Apalagi orang tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi ataupun tidak tamat sekolahnya, akan serasa berat sekali menghadapi tantangan ini. Ditambah lagi biaya sekolah yang masih sama menjadikan orang tua tambah pusingnya. Beban beli smartphone, laptop, ditambah lagi beban beli kuota yang pada akhirnya Daring malah membuat Dating alias Darah tinggi.

Sistem belajar daring di Indonesia bisa dibilang masih kurang layak karena untuk beberapa kasus, banyak tempat yang sinyalnya masih putus nyambung sehingga membuat proses belajar mengajar terhambat. Kegiatan belajar mengajar daring ini pun banyak tuntutannya. Mulai dari keinginan guru yang menginginkan internet lancar, tampilan video bagus dan tidak hang, dan tuntutan pihak guru yang menginginkan diperhatikan siswanya.

Selain memiliki beberapa kelebihan, seperti hemat biaya transportasi, belajar daring juga memiliki banyak kekurangan, salah satunya adalah interaksi yang sangat kecil. Padahal interaksi antara siswa dan guru merupakan bagian dari proses pembelajaran. Kegiatan diluar ruangan seperti bermain dengan teman, jajan di kantin pun termasuk dalam proses pembelajaran. Banyak anak-anak sekarang yang seharusnya bermain bersama teman sebayanya, lebih memilih berdiam diri di kamar, karena mereka nyaman dengan gadgetnya. Mereka sibuk bermain game, bersosial media, sehingga banyak orang tua yang mengeluh melihat pemandangan ini.

Menurut Agraprana Pahlawan, manusia itu sebenarnya merupakan makhluk sosial. Jika manusia hanya berdiam diri sejenak tanpa gadget, tentu saja menusia dengan mekanisme alamnya akan secara otomatis mencari teman atau orang yang bisa diajak untuk bersosialisasi. Jika manusia terus menerus bersama orang yang ia cintai, maka dari situ ikatan batin dan emosional muncul, berbeda apabila hanya melihat gadget saja.

Lalu muncullah pertanyaan, bagaimana menyelesaikan masalah ini? Belajar online memiliki resiko seperti di atas, namun jika memaksakan diri sekolah tatap muka memiliki resiko terkena wabah.

Pertanyaan ini menemukan jalan tengahnya melalui diadakannya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang diberikan Presiden Joko Widodo. Merujuk dari aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terbaru, PTM terbatas dapat dilakukan pada satuan pendidikan di wilayah PPKM level 1-3 dengan diiringi vaksinasi guru dan siswa. Sedangkan satuan Pendidikan di wilayah PPKM level 4 masih tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Upaya tersebut setidaknya membantu mengurangi dilema yang dialami oleh tenaga pendidik maupun peserta didik dalam menghadapi sistem pembelajaran daring ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun