Mohon tunggu...
Anisa Sundari
Anisa Sundari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

Salah satu cara mengekspresikan diri ialah menulis, saya disini berusaha mengekspresikan dan ekplorasi diri melalui apa yang saya tulis. Meskipun terkadang tulisan saya tak bermakna manis, semoga menjadi tulisan yang bermanfaat dan legendaris. :D

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pemulihan Ekonomi Jepang Mulai Runtuh, Akankah Lolos Resesi?

27 Maret 2023   10:52 Diperbarui: 27 Maret 2023   11:08 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mengetahui bahwa beberapa tahun terakhir yakni tepatnya saat pandemi Covid-19 tersebar, ekonomi setiap negara atau ekonomi internasional mengalami tekanan hingga terancam resesi. Banyak negara bahkan negara maju yang mendominasi mengalami ancaman resesi ataupun sudah mengalmi resesi. Negara Matahari Terbit atau Jepang juga merupakan salah satu negara yang mengalami ancaman resesi di mulai tahun 2022.

Negara Matahari Terbit merupakan negara perekonomi ketiga di dunia, namun tak dipungkiri negara tersebut terancam resesi akibat permintaan barang yang menurun. Jepang merupakan salah satu negara di Asia Pasifik yang menduduki peringkat kedua dengan nilai ekspor tertinggi setelah Tiongkok atau China. Ekspor inilah yang menjadi kekuatan utama yang membuat Jepang menduduki peringkat tersebut.

Pertumbuhan ekspor tersebut juga didukung oleh kekuatan ekspor industri manufaktur yang dimiliki Jepang. Namun, sayangnya di tahun terjadinya pandemi Covid Jepang mengalami penurunan permintaan ekspor dan kenaikan impor.

Pemerintahan Jepang merilis bahwa di tahun 2020, ekonomi Jepang menyusut lebih dari 4,8% di sepanjang tahun akibat Covid-19 yang menghentikan semua aktivitas bisnis bahkan manusia itu sendiri.

Namun pada tahun tersebut Jepang tak tinggal diam, Jepang melaksanakan Olimpiade yang memakan biaya setidaknya USD15,4 miliar atau setara Rp221,7 triliun (kurs Rp14.400). Jumlah itu merupakan jumlah terbesar sepanjang Olimpiade Tokyo.

Dengan usaha tersebut tidak menghianati hasil, pada tahun 2021 data awal menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Jepang tumbuh sebesar 1,3% secara tahunan pada kuartal kedua ditahun tersebut. Pertumbuhan itu terjadi setelah penurunan 3,7% dalam tiga bulan sebelumnya.

"Angka-angka terbaru jauh lebih baik dari perkiraan kenaikan 0,7% karena pengeluaran masyarakat dan kembali bangkitnya bisnis setelah terdampak virus corona," tulis BBC, Senin (16/8/2021).

Namun demikian, jika dibandingkan dengan para kompetitornya, pemulihan ekonomi Jepang tetap jauh lebih lambat. AS misalnya yang mencatat lonjakan PDB sebesar 6,5% di kuartal kedua tahun ini.

Tak kita pungkiri bahwa di tahun 2021 Covid-19 kembali melonjak, dan pada kualtal ketiga dan kempat 2021 perekonomi Jepang tertekan kembali.

Pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal III-2021 terkontraksi 3,6% dan pada kuartal IV-2021 terkontaksi 4,6% (yang disetahunkan/annualised) terutama karena lesunya konsumsi dan menurunnya produksi mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun