Mohon tunggu...
Anisa Salwa W
Anisa Salwa W Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Ada.

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Sektor Unggulan dan Potensi Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Badung Tahun 2014-2018

26 Oktober 2020   17:17 Diperbarui: 26 Oktober 2020   17:25 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang melaksanakan otonomi daerah dan merupakan penyumbang kue ekonomi terbesar di Provinsi Bali. Tanpa mengecilkan arti dari kabupaten yang lainnya, Kabupaten Badung mampu berperan hampir seperempat dari keseluruhan ekonomi yang dihasilkan di Provinsi Bali. 

Kontribusi tersebut cukup dominan dalam perekonomian Bali. Bali sebagai salah satu objek wisata dunia, memang memiliki daya tarik yang sangat besar bagi kunjungan para wisatawan. 

Badung sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang memiliki potensi wisata cukup besar, baik potensi wisata alam, wisata buatan, wisata budaya, wisata remaja maupun penunjang pariwisata seperti penyediaan akomodasi dan makan minum. 

Setidaknya terdapat 36 objek wisata yang ada di Kabupaten Badung, diantaranya adalah wisata pantai, pura, Garuda Wisnu Kencana (GWK), monumen tragedi kemanusiaan di Kuta dan lain sebagainya. (BPS Kabupaten Badung, 2017).

Keberhasilan suatu pembangunan ekonomi daerah dapat diukur dengan beberapa indikator yang lazim digunakan sebagai alat ukur. Indikator yang lazim digunakan adalah produk domestik regional bruto (PDRB) yang bisa menjadi petunjuk kinerja perekonomian secara umum sebagai ukuran kemajuan suatu daerah. Indikator lain adalah tingkat pertumbuhan, pendapatan perkapita dan pergeseran atau perubahan struktur ekonomi.

Menurut pendapat Salwa salah satu mahasiswi Ekonomi Pembangunan FEB UMM, memacu laju pertumbuhan ekonomi regional serta meningkatkan kontribusinya terhadap pembentukan total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), maka pembangunan sektor unggulan dapat dijadikan sebagai penggerak pembangunan ekonomi. 

Secara umum tujuan pembangunan bidang ekonomi khususnya sektor unggulan adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dengan demikian dapat tercipta stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, dan tercipta kemakmuran dan kesejahteraan yang dinikmati oleh masyarakat daerah tersebut.

Pada tahun 2018, peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Badung dihasilkan oleh kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, yaitu mencapai 28,84 persen. Selanjutnya kategori Transportasi dan Pergudangan sebagai akses masuk bagi para wisatawan memberikan kontribusi sebesar 25,65 persen (naik dari 23,69 persen di tahun 2014), dan disusul oleh kategori Konstruksi sebesar 8,72 persen (naik dari 8,71 persen di tahun 2014). 

Di antara ketiga kategori tersebut, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum adalah kategori yang mengalami pergerakan yang berfluktuasi. Pada tahun 2014, kontribusi kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencapai 29,02 persen. Kemudian menurun hingga pada tahun 2016 mencapai 28,50 persen. Mengalami peningkatan kembali pada tahun 2017 yaitu sebesar 28,93 persen, dan akhirnya pada tahun 2018 mengalami penurunan kontribusi yaitu sebesar 28,84 persen.

Di posisi kedua, kategori Transportasi dan Pergudangan cenderung mengalami peningkatan peranan. Pada tahun 2014 kategori Transportasi dan Pergudangan memberikan kontribusi sebesar 23,69 persen, terus meningkat hingga pada tahun 2018 mencapai 25,65 persen. Sementara di posisi ketiga, kategori konstruksi mengalami kecenderungan berfluktuasi. 

Pada tahun 2014 kategori konstruksi memiliki peranan sebesar 8,71 persen, menurun hingga pada tahun 2017 mencapai 8,24 persen. Kemudian mengalami peningkatan peranan hingga pada tahun 2018 mencapai 8,72 persen. Disisi lain, kategori kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan peranannya di Kabupaten Badung berangsur-angsur menurun. Kontribusi Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tahun 2018 menurun dibanding tahun 2014. Pada 2014 kontribusinya sebesar 6,75 persen, lalu menurun menjadi 6,00 persen pada 2018.

Aktualisasi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Badung berorientasi pada kesejahteraan rakyat, melalui upaya pemberdayaan potensi sosial, ekonomi masyarakat, dengan menjadikan sektor pariwisata sebagai gerbong yang dapat menarik sektor lainnya, sehingga sinergi dan keterkaitan antar sektor akan terbangun secara alamiah untuk saling mendukung. Menginventasikan kembali pendapatan dari sektor pariwisata untuk membangun desa dan melestarikan seni budaya melalui penyisihan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) Badung ke Provinsi Bali.

Basis dan kerangka dasar pembangunan pariwisata Kabupaten Badung adalah kekayaan budaya dan kelestarian lingkungan (pro culture and pro environment). Kebijakan ini lebih berpreferensi dan memberikan kemudahan investasi berbasis wisata agro dan wisata alam ataupun sektor pertanian dan kerajinan yang mendukung pariwisata berkelanjutan. Kabupaten Badung dalam mengembangkan produk kepariwisataannya memperhatikan dua hal: mengacu pada trend pasar pariwisata, namun tetap pada koridor pengembangan produk pariwisata yang berbasis sumber daya lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun