Tentu saja, perubahan pendekatan ini menghadapi tantangan. Tidak semua sekolah memiliki akses teknologi yang memadai. Selain itu, guru mungkin merasa kesulitan keluar dari zona nyaman pendekatan konvensional yang telah digunakan selama bertahun-tahun.
Solusi untuk tantangan ini adalah pelatihan guru secara berkala. Pelatihan ini tidak hanya fokus pada penguasaan teknologi, tetapi juga bagaimana mengintegrasikan teknologi dengan metode pembelajaran PPKn. Selain itu, kegiatan seperti lokakarya kolaboratif antarguru dapat membantu berbagi pengalaman dan ide-ide kreatif dalam mengajar.Â
Mengajar PPKn di SD dengan pendekatan konvensional masih relevan dalam beberapa konteks, tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Kombinasi antara metode tradisional dan inovatif adalah kunci agar nilai-nilai PPKn tidak hanya diajarkan, tetapi juga dihidupi oleh siswa.Â
Guru perlu beradaptasi dengan peran baru sebagai fasilitator pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran PPKn tidak lagi sekadar hafalan, tetapi menjadi bekal penting dalam membangun generasi muda yang memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H