Rasa takut atau ketakutan adalah emosi yang sangat penting jika ditinjau dari segi biologis, Mengapa ? Ini dikarenakan emosi ini membantu kita untuk mengenali dan merespons hal-hal yang dapat mengancam dan membahayakan kita yang mana dapat meningkatkan rasio bertahan hidup, coba pikirkan apabila kita tidak mempunyai rasa takut, kita bisa saja melakukan hal-hal yang sembrono tanpa memikirkan resiko yang ditanggung, seperti contoh melawan sang raja hutan (singa) dengan tangan kosong.
Sebenarnya ketika rasa takut ini terjadi, ada 2 bagian dari sistem limbik yang bekerja yaitu amygdala sebagai stimulan dan sumber rasa takut dan hipotalamus yang berperan memberikan respon, seperti melawan atau lari. Cara kerjanya ialah ketika otak mendapatkan kenangan mengenai sesuatu yang mengancam atau membahayakan maka amygdala akan menstimulasi hipotalamus, kemudian diikuti oleh respon dengan bentuk melawan atau lari. Hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenalin untuk menghasilkan hormon, seperti adrenalin atau kortisol. Nah, ini sebabnya untuk beberapa orang yang mengalami masalah otak yang mempengaruhi amygdala tidak dapat memperkirakan dan merespon dengan baik skenario yang membahayakan dirinya.
Ketika hormon-hormon tadi memasuki darah, maka kita dapat merasakan perubahan-perubahan fisik, serperti detak jantung yang lebih cepat, lebih sering bernapas, berkeringat dan tingkat gula darah yang mana rata-rata dapat meningkatkan daya bertahan hidup. Lalu bagaimana dengan bulu kuduk yang berdiri ?
Oh ya, satu lagi fungsi dari amygdala yaitu dapat menyimpan peristiwa dan kenangan terutama pada informasi negatif. Sebagai contoh ketika kita memegang api, maka amygdala akan menyimpan memori rasa sakit yang ditimbulkan.
2. Asal muasal kemarahan
Selain sebagai sumber rasa takut amygdala juga menjadi sumber dari kemarahan, mengapa ? Karena kemarahan merupakan bentuk dari respon terhadap ancaman atau bahaya yang diakibatkan oleh lingkungan sekitar. Jika kita dalam situasi yang berbahaya dan tidak bisa melarikan diri, ada kemungkinan kamu akan meresponnya dengan marah. Frustasi juga merupakan pemicu dari kemarahan
Seperti halnya rasa takut, marah juga melibatkan amygdala dan hipotalamus dan dengan cara kerja yang sama, tetapi disini ada bagian lain yang berperan yaitu korteks prefrontal. Orang-orang yang mengalami gangguan terhadap area atau bagian-bagian ini mereka tidak dapat mengendalikan kemarahan mereka.
3. Tak punya korteks limbik tak bahagia
Secara alami kebahagiaan atau perasaan senang adalah bagian dari emosi yang positif, emosi ini sebagian berasal dari korteks limbik. Lalu bagaimana dengan sebagian yang lainnya ? Sebagian yang lain merupakan berasal dari bagian yang yang bernama Precuneus. Precuneus berperan dalam mempertahankan rasa diri, pengambilan ingatan, dan memusatkan perhatian ketika berada dalam suatu lingkungan.
Para ahli berpikir manusia dapat memperoleh perasaan bahagia disebabkan oleh perubahan informasi tertentu yang proses oleh procuneus dan diubahnya menjadi kebahagiaan.
Contohnya, coba bayangkan ketika kamu menghabiskan malam bersama orang yang kamu cintai, kemudian ketika kamu mengingat kenangan itu kembali kamu akan merasa bahagia.