Mohon tunggu...
Anisa Farah
Anisa Farah Mohon Tunggu... Lainnya - Masih belajar

من جد و جد

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua pada Anak

23 Maret 2021   20:08 Diperbarui: 23 Maret 2021   20:34 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : fisipol.uma.ac.id

"Bahasa adalah darah jiwa tempat pikiran mengalir dan keluar dari mana mereka tumbuh"

~Oliver Wendell Holmes Sr

Anak akan menirukan setiap bahasa yang ia dengar. Bahasa yang akan ia gunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama.

Bahasa yang diajarkan kepada anak pertama kali ini bisa disebut dengan 'Bahasa Ibu'.

Apa  sih bahasa Ibu itu?

Apakah bahasa yang keluar dari mulut ibu, atau 'bahasa ibu' itu memiliki makna sendiri?

Mungkin sebagian dari kita yang baru mendengar 'bahasa ibu' ini akan berasumsi bahwa yang dimaksud adalah  bahasa yang keluar dari mulut ibu, atau bahasa yang diajarkan oleh ibu.

Makna dari bahasa ibu yang sebenarnya adalah bahasa yang diajarkan secara turun temurun pada suatu daerah.

Tetapi, apabila kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 'bahasa ibu' adalah bahasa pertama yang dikuasai oleh manusia sejak lahir yang di gunakan untuk berkomunaksi dengan sesama. Lebih singkatnya bahasa daerah dari daerah itu sendiri.

Sebenarnya tanpa kita sadari, kita sudah mengajarkan Bahasa Ibu kepada anak sejak ia lahir. Seringnya kita berinteraksi pada anak, juga dapat mengajarkan anak tentang bahasa ibu.

Selain anak belajar bahasa ibu, sebaiknya anak juga belajar bahasa kedua.

Bahasa kedua adalah bahasa yang diperoleh anak setelah belajar bahasa pertama. Bahasa pertama anak adalah bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari hari), sedangkan untuk bahasa kedua, anak dapat diajari dengan bahasa asing.

Kita tidak bisa menampik bahwa dunia semakin luas dan berkembang. Karena itu kita harus membekali anak dengan banyak bahasa agar anak mampu berkembang di dunia Internasional pada masanya. Seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib :

"Ajarilah anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan di zamanmu"

Membekali anak dengan bahasa asing, adalah salah satu cara untuk membantu anak hidup di zamannya.

Untuk membekali anak bahasa asing atau bahaasa kedua ini kita harus menegtahui usia berapa yang pas untuk mengenalkan anak dengan bahasa asing.

Menurut hallosehat.com masa dimana anak belum sekolah atau saat anak berusia ke-3 tahun adalah waktu yang tepat untuk anak dikenalkan dengan bahasa asing, karena pada usia ini anak sudah mulai fasih dalam menggunakan bahasa ibu. Dan pada usia ini anak sudah siap untuk belajar bahasa baru, sehingga anak tdak akan merasa kesulitan untuk membedakan bahasa tersebut.

Banyak sekali manfaat yang terjadi ketika kita mampu mengenalkan bahasa pada anak.

1.Anak lebih kreatif

Belajar bahasa asing dapat merangsang kreativitas anak. Anak yang menguasai beberapa bahasa asing akan memiliki kreativitas lebih tinggi.

2.Tidak Mudah Lupa

Pada usia ini anak tidak mudah melupakan sesuatu. Dan usia ini anak akan lebih mudah memahami karena otak anak pada usia ini beerja lebih cepat daripada usia selanjutnya.

3.Mencegah Penyakit Alzheimer dan Demensia

Sejumlah peneliti menemukan bahwa kemampuan berbahasa seseorang yang lebih tinggi dapat mencegah terjadinya penyakit Alzheimer dan Demensia.

Alzheimer adalah penyakit lupa dimana seseorang yang mengidap penyakit ini akan mengalami penurunan daya ingat serta penurunan kemampuan berfikir dan berbicara.

4.Memperluas Wawasan Budaya

Anak yang belajar bahasa asing tidak hanya akan belajar tentang bahasa nya saja tetapi dia juga akan belajar tentang budayanya juga. Hal ini dapat membantu anak untuk memahami dan menghargai negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun