Dari webinar ini, saya juga sadar bahwa pelaku manipulasi dalam suatu hubungan cenderung manipulatif, seperti namanya. Melalui pengakuan penyintas, manipulator bahkan membentuk sebuah persona berbeda di depan lingkungan sosial dan di belakang lingkungan sosial; ketika mereka bergaul dan ketika mereka melakukan tindakan abusif dan manipulatif.
Hal ini tentu membuat korban sulit meyakinkan lingkungan sekitar ketika dia berusaha mencari pertolongan. Selain itu, saya juga belajar bahwa sebuah hubungan manipulatif rentan terjadi jika ada perbedaan power atau kekuasaan. Dengan memiliki power tertentu, satu pihak akan mudah menguasai dan memanfaatkan pihak lain dengan power lebih kecil darinya.
Jadi, itulah tiga poin penting yang saya pelajari dari webinar ini. Sejatinya, manusia adalah mahkluk sosial. Ia adalah mahkluk yang hidup dan bernapas dari interaksi dan relasi satu sama lain. Beragam hal dapat terjadi di dalam hubungan antar manusia, entah itu bersifat menguntungkan atau merugikan.
Saya sangat bersyukur telah ikut serta dalam acara ini. Selain untuk menambah wawasan dan memekarkan keawasan saya pada isu terkini, memahami hubungan manipulatif juga dapat menjauhkan saya dari kemungkinan menjadi korban dari hubungan ini, atau bahkan (secara tidak sengaja) menjadi pelaku manipulasi dari hubungan yang saya jalani sendiri.
“Animals remember the voice of a trusted, familiar person. They also remember people who inflict abuse on them.”
Will Graham from Hannibal (Season 1, Episode 4)
Referensi:
- Campus Online Talkshow: Manipulasi dalam Relasi - YouTube
- HopeHelps • Instagram photos and videos | HopeHelps Network
- Trauma Bonding Is the Drug That Makes Abuse Feel Like Love | by Ena Dahl | Fearless She Wrote | Medium
- What Abusers Hope We Never Learn About Traumatic Bonding | BetterHelp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H