Mohon tunggu...
anisa olivia
anisa olivia Mohon Tunggu... Lainnya - S1 Antropologi Universitas Airlangga

hobi membaca, mendengarkan musik dan mengamati lingkungan sekitar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksistensi Influencer terhadap Marketing di Era Digital yang Berkaitan dengan Teori Antropologi Difusi Inovasi

28 November 2022   17:30 Diperbarui: 28 November 2022   17:40 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin berkembangnya zaman, peran teknologi secara tidak langsung berdampak besar bagi kehidupan sehari-hari. Salah satu hasil dari teknologi sendiri adalah media sosial. Saat ini media sosial memudahkan masyarakat untuk mendapatkan dan memberikan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari.  

Media sosial juga sebagai sarana pelaku pasar untuk mempromosikan brand nya secara online, menjalin kerja sama dengan sesama produsen, dan para konsumen. Era digital saat ini banyak memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk mengetahui tentang perilaku konsumen yang sesuai denhan kebutuhan dan keinginan pelanggan. 

 Media sosial  berperan sebagai proses pemasaran online dengan menggunakan media sosial influencer.  Peran influencer disini menjadi sarana untuk menyampaikan informasi tentang sebuah brand untuk peningkatan penjualan.

Strategi pemasaran yang  efektif di era digital ini yaitu influencer marketing, pemasaran suatu brand dengan melakukan promosi penjualan oleh seseorang yang memiliki pengaruh (influencer) untuk mempengaruhi konsumennya dalam mengambil keputusan pembelian suatu brand yang sedang dipromosikan. 

Seorang influencer harus memiliki pengaruh serta kredibilitas tinggi di bidangnya, seperti memiliki jumlah followers atau pengikut yang banyak di media sosialnya. 

Cara kerja influencer biasanya menyampaikan informasi dalam konten foto hingga video yang posting melalui akun media sosialnya dengan sasaran informasi tersebut menjangkau semua pengikutnya dan dilakukan cukup hanya sekali. Influencer harus mampu menggerakan keinginan dan kebutuhan pengikutnya sebagai target konsumen sebagaimana mereka memilih suatu produk guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Dengan daya tarik itulah yang membuat influencer sangat berpengaruh dalam sebuah strategi promosi pemasaran yang saat ini sering kita sebut influencer marketing.

Melihat potensi pemasaran online diera digital ini yang dominasi pemasarannya  melalui media sosial, influencer marketing menjadi suatu strategi pemasaran dengan pemanfaatan media sosial sangat efektif dalam mempromosikan produk atau layanan. Penerapan influencer marketing juga berperan penting dalam peningkatan citra dari suatu brand perusahaan untuk meningkatkan ketertarikan konsumen terdapat brand tersebut.

Melihat fenomena diatas peran influencer terhadap penyebaran informasi melalui media sosial dapat dikaitkan dengan teori difusi, lebih tepatnya teori difusi inovasi. Teori difusi inovasi mengatakan bahwa komunikator yang menyampaikan pesan di media massa sangat kuat untuk mempengaruhi orang-orang. Dengan demikian, adanya inovasi atau penemuan baru untuk disebarkan melalui media massa akan kuat mempengaruhi massa untuk mengikutinya.

Awal perkembangan teori ini mendudukan peran pemimpin opini dalam mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung mempunyai pengaruh sangat kuat dalam penyebaran penemuan inovasi baru. Apalagi jika suatu penemuan tersebut diteruskan oleh para pemuka masyarakat, informasi akan lebih cepat penyebarannya. 

Teori difusi inovasi sendiri dikembangkan oleh Everett M Rogers, yang mengatakan bahwa pengertian difusi sendiri adalah proses adanya penemuan baru yang selanjutnya disebarkan ke masyarakat luas sebagai anggota sistem sosial. 

Proses yang dilakukan oleh influencer sebagai aktor utama dalam menyebarkan imformasi terkait era marketing digital menjadikan masyarakat lebih melek dan terbuka  mengenai kecepatan sebuah sistem sosial ide atau gagasan yang ditawarkan oleh sebuah inovasi. Karakteristik inovasi sebagai peran pembantu menjelaskan niat dari para aktor influencer terhadap minat konsumen masyarakat yang kian semakin tertarik dengan topik era digital marketing, terutama bagi para pelaku pasar produsen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun