69 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari yang paling bersejarah bagi bangsa indonesia, karena pada tanggal itulah Ir. Soekarno bersama – sama dengan Drs. Moh. Hatta mewakili seluruh bangsa indonesia memproklamasikan Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. setelah 400 tahun dijajah oleh bangsa lain, akhirnya Indonesia bisa memproklamirkan kemerdekaannya. Hal ini merupakan tonggak awal lahirnya negara Indonesia, dan lahirnya tata hukum di Indonesia. 400 tahun memanglah bukan waktu yang singkat, bahkan bisa dikatakan sangat sangat lama sekali. Akan tetapi berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, para pejuang bangsa ini berhasil mengusir penjajah dari tanah air Indonesia ini. Sungguh hal yang sangat mustahil jika dipikir dengan menggunakan logika manusia. Para pejuang Indonesia hanya bermodalkan bambu runcing sedangkan para penjajah sudah menggunakan senjata mesin yang sangat canggih. Tetapi bermodal semangat perjuangan dan berbekal semboyan “ MERDEKA ATAU MATI” para pejuang dan rakyat Indonesia berhasil mengusir para penjajah dari Indonesia. Mereka semua rela mati di tangan penjajah demi membela tanah air Indonesia. 68 tahun sudah, negara Indonesia tercinta ini merdeka. Tapi apakah benar negara indonesia ini telah merdeka? Mungkin secara de facto negara Indonesia memang sudah dikatakan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Akan tetapi apa yang bisa kita lihat di negara kita ini? Secara tidak langsung rakyat indonesia masih dijajah oleh bangsa lain. Akan tetapi banyak rakyat yang tidak sadar bahwa bangsa ini sedang terjajah. Jutaan harta karun yang tersimpan di perut bumi Indonesia habis dikeruk oleh pihak asing, dan kita sebagai rakyat asli Indonesia hanya mendapat jatah sedikit, bahkan sangat sedikit. Dan untuk memperolehnyapun butuh banyak perjuangan.
Indonesia memiliki lebih dari tujuh belas ribu pulau yang di dalamnya tersimpan bermacam – macamkekayaan alam yang sangat melimpah yang diantaranya berupa hasil tambang dan apabila dimanfaatkan oleh rakyat indonesia sendiri, maka sumber daya alam tersebut tidak akan habis selama tujuh turunan. Akan tetapi kenyataan berkata lain. Mulai dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papua, sumber daya alam tersebut telah banyak dikuasai atau dieksploitasi oleh perusahaan asing. Propinsi Aceh yang dikenal sebagai ladang mineral terbesar di dunia serta ladang minyak yang jauh lebih besar daripada di Arab Saudi kini telah dikuasai oleh bangsa asing. Harus kita ketahui bahwa Indonesia sudah beralih dari negara pengekspor minyak menjadi negara pengimpor minyak. Di Propinsi Riaupun juga tidak berbeda. Tanah Riau yang kaya akan bahan tambang kini telah dikuasai oleh perusahaan asing. Sedangkan di Pulau Kalimantan, pengeksploitasian sumber daya alam besar - besaran di Kalimantan Timur, yaitu penambangan batubara lebih banyak dikuasai oleh perusahaan asing. Dan yang paling mengherankan adalah eksploitasi sumber daya alam di Pulau Papua. Dua gunung kembar yang berada di Pulau Papua dan di dalamnya tersimpan hasil tambang berupa emas kinipun telah dikuasai oleh perusahaan asing. Coba kita bayangkan sudah berapa ton emas yang dikeruk, dan sudah berapakah keuntungan yang didapat oleh bangsa asing tersebut. Sedangkan di Indonesia sendiri masih banyak rakyat miskin dan tidak bisa bersekolah, masih banyak rakyat yang kelaparan. Sungguh ironis memang nasib bangsa Indonesia. Kekayaan alam hanya dikeruk oleh bangsa asing, yang ingin menguasai negara kita. Dari permasalahan – permasalahan itulah timbul pertanyaan apakah Negara Indonesia ini sudah benar – benar merdeka?
Cobalah kita melihat permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Bentrokan antara kampung masing menjadi berita yang sering muncul di televisi maupun di surat kabar. Mereka bentrok hanya gara – gara masalah kecil yang masih bisa diselesaikan dengan jalan damai. Di mana rasa persatuan mereka sebagai warga negara Republik Indonesia? Seharusnya mereka bahu membahu untuk membangun negeri ini. Bukan malah berkelahi layaknya anak kecil. Apa ini yang dinamakan warga negara yang baik?
Dari sisi kebudayaan pun tak berbeda jauh. Sudah berapa banyak pemuda pemudi di Indonesia ini yang rusak moralnya. Gaya pakaian mereka yang meniru bangsa barat sudah tidak searah lagi dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Belum lagi seks bebas dan narkoba menjadi hal yang sudah biasa di kalangan remaja. Di mana rasa cinta mereka terhadap tanah air ini? Bahkan mereka lebih suka menggunakan produk import daripada produk dari negara mereka sendiri. Sebagai generasi penerus bangsa ini seharusnya mereka belajar dengan tekun dan rajin agar bisa membawa bangsa Indonesia keluar dari keterpurukan karena 20 tahun lagi nasib bangsa ini ada di tangan para pemuda. Jika pemuda masih seperti ini bagaimana nasib negara Indonesia 20 tahun lagi? Mungkin bisa diambang kehancuran.
Dari segi politikpun dapat dilihat, pajak yang seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyatpun dimanfaatkan oleh kalangan atas untuk menyejahterakan kehidupannya sendiri. Korupsi menjadi hal yang wajar di kalangan mereka. Para anggota DPR yang dipilih oleh rakyatpun justru malah menyengsarakan rakyatnya sendiri. Mereka sering pergi ke luar negeri untuk urusan yang kurang penting dan hanya menghambur – hamburkan uang rakyat. Bagaimana negara Indonesia bisa dikatakan merdeka jika rakyatnya masih egois, hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri? Seharusnya mereka sadar bahwa uang bukanlah segala – galanya. Seandainya saja orang kaya di Indonesia mau berbagi kepada orang miskin, pasti di Indonesia ini tidak akan ada lagi orang miskin. Indonesia sebentar lagi akan berumur 70 tahun, tepatnya 17 Agustus 2015 nanti. Semoga saja di umur Indonesia yang ke–70 nanti masalah – masalah yang ada di Indonesia bisa berkurang dan Indonesia bisa menjadi negara yang lebih baik, dan tentu saja menjadi negara yang merdeka dari sisi manapun. Untuk itu kita perlu memulai perubahan dengan cara berbenah diri jika ingin menyelematkan bangsa Indonesia ini dari keterpurukan. BANGKITLAH INDONESIAKU. JAYALAH NEGERIKU. MAJULAH BANGSAKU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H